Turunkan Emisi Karbon, Gunung Raja Paksi Akan Gunakan Hidrogen Hijau

123rf.com/Alexander Kirch
PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) akan menggunakan hidrogen hijau yang dipasok oleh Fortescue untuk menurunkan emisi karbon di pabrik Cikarang, Jawa Barat.
Penulis: Hari Widowati
7/11/2023, 07.38 WIB

Produsen baja PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP), perusahaan yang menjadi bagian dari Gunung Steel Group, berencana mengurangi emisi karbon dari industri baja dengan cara mengganti energi yang berasal dari gas alam ke hidrogen hijau (green hydrogen). Pasokan hidrogen hijau itu akan didapatkan dari raksasa energi Australia, Fortescue Energy.

Kerja sama ini mendapatkan dukungan dari pemerintah Indonesia dan Australia. Peralihan energi dari gas alam ke hidrogen hijau ini akan diterapkan di pabrik baja Gunung Raja Paksi yang berada di Cikarang, Jawa Barat.

“Transisi menuju ekonomi hijau memerlukan upaya bersama antarpelaku usaha untuk berkolaborasi, berinovasi, dan berinvestasi. Katalis bangga mendukung studi kelayakan teknis yang akan menginformasikan kelayakan produksi baja tanpa emisi dan pada saat yang sama memajukan kemitraan ekonomi dan lebih terintegrasi di antara Indonesia dan Australia,” kata Paul Bartlett, Direktur Katalis, dalam siaran pers, Senin (6/11).

Studi kelayakan teknis untuk proyek ini tertuang dalam nota kesepahaman GGRP dan Fortescue yang ditandatangani pada pertemuan puncak B20 di Bali pada November 2022. Berdasarkan nota kesepahaman tersebut, kedua pihak sepakat untuk mempelajari bagaimana hidrogen hijau dan amonia hijau yang dipasok oleh Fortescue dapat digunakan untuk membantu dekarbonisasi GGRP. Hal ini dapat membantu ambisi GGRP untuk mencapai pengurangan emisi karbon operasional penuh di pabrik pengolahan yang ada pada tahun 2030 dan netralitas karbon pada tahun 2050.

“Dekarbonisasi produksi baja kami sejalan dengan komitmen kami untuk mencapai net zero dan akan memberi kami keunggulan kompetitif regional. Dukungan Katalis terhadap studi kelayakan teknis untuk mengejar penggunaan hidrogen ramah lingkungan di pabrik kami di Jawa Barat akan sangat bermanfaat untuk membantu industri baja Indonesia menemukan kembali dan mengejar model komersial baru,” kata Kimin Tanoto, Anggota Komite Eksekutif GGRP.

Mengincar Pembangunan Pabrik Hidrogen Hijau dalam Jangka Panjang

Produksi baja memerlukan banyak energi, sehingga memerlukan sejumlah besar gas untuk menggerakkan pabrik produksi. Dalam jangka panjang, kedua perusahaan dapat bekerja sama untuk mengembangkan pabrik hidrogen ramah lingkungan di pabrik baja GGRP di Cikarang, yang luasnya lebih dari 200 hektare. Hidrogen hijau yang diproduksi di pabrik ini berpotensi menggantikan gas alam yang saat ini digunakan dalam proses hilirisasi GGRP dan menjamin efisiensi yang berkelanjutan.

Fortescue memberikan masukan teknis ke dalam studi yang didanai Katalis. Studi ini akan menganalisis potensi penggantian pembakaran gas alam yang mengeluarkan karbon di operasi manufaktur baja pembakaran stasioner GGRP dengan gas hidrogen ramah lingkungan.

Eva Hanly, Presiden Fortescue Energy Asia Pasifik mengatakan Fortescue memimpin pengembangan global elektron ramah lingkungan, hidrogen ramah lingkungan, dan teknologi ramah lingkungan yang akan membantu dunia melampaui bahan bakar fosil. Fortescue ingin perusahaan lain bergabung untuk memerangi perubahan iklim.

"Kami menyambut baik dukungan Katalis untuk mewujudkan kolaborasi dengan PT Gunung Raja Paksi Tbk dan berharap dapat membantu Indonesia mengembangkan dan menerapkan teknologi ramah lingkungan di industri baja,” kata Hanly. Studi ini dijadwalkan selesai pada Desember 2023.