Honda Motor Co., Ltd. menjalin kerjasama dengan Isuzu Motors Limited dalam uji coba truk berbahan bakar hidrogen Giga Fuel Cell mulai akhir 2023 hingga September 2024 di Jepang. Teknologi bahan bakar hidrogen tersebut diharapkan dapat mendorong dekarbonisasi di negara tersebut.
"Uji coba ini bertujuan untuk mencapai kemajuan dalam pengumpulan data, pengetahuan, dan mengidentifikasi masalah teknis sebagai persiapan untuk nantinya akan dijual di pasar pada tahun 2027," tulis keterangan resmi dikutip Selasa (2/1).
Agenda uji coba merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama dua perusahaan yang disepakati Januari 2020. Kedua perusahaan sepakat untuk mengembangkan kendaraan berkapasitas besar dan memiliki kemampua berkendara jarak jauh, serta menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.
Salah satu karakteristik unik dari hidrogen adalah kemampuannya untuk menyimpan energi dengan kepadatan yang tinggi. Karakteristik ini memberikan manfaat besar pada heavy-duty trucks, yang memiliki bobot lebih besar dan jangkauan lebih jauh dibandingkan mobil penumpang pada umumnya.
Pemanfaatan energi hidrogen menjadi suatu nilai lebih untuk teknologi yang lebih ramah lingkungan. Pengisian tangki hidrogen juga membutuhkan waktu lebih sedikit dibandingkan mengisi baterai.
Honda berkomitmen untuk mengatasi masalah lingkungan dan energi global dengan berusaha mewujudkan netralitas karbon untuk semua produk dan aktivitas perusahaan pada 2050. Untuk mendukung langkah tersebut, Honda juga telah mengumumkan akan memperkenalkan setidaknya 30 model berbasis elektrik secara global hingga tahun 2030, dengan total produksi menjadi 2 juta unit per tahunnya.
Namun, Toyota Motor dan anak perusahaannya Hino telah lebih dulu melakukan uji coba dengan truk bahan bakar hidrogen pada Mei 2023.
Korsel Kuasai Mobil Hidrogen
Laporan International Energy Agency (IEA) menunjukkan, jumlah mobil listrik tipe Fuel-Cell Electric Vehicle (FCEV) global mencapai lebih dari 72.000 unit pada 2022. Jumlah itu meningkat 40% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Adapun FCEV alias kendaraan bebas emisi ini menggunakan hidrogen sebagai sumber energi untuk menghasilkan listrik dari sistem sel bahan bakarnya.
Menurut IEA, sekitar 80% FCEV adalah berupa mobil, disusul oleh truk sebesar 10%, dan bus hampir 10%. Laporan itu juga mencatat bahwa segmen truk FCEV tumbuh lebih cepat daripada mobil dan bus, yang meningkat 60% secara tahunan pada 2022.
Berdasarkan negaranya, IEA mengatakan, Korea Selatan menguasai lebih dari setengah mobil listrik berbahan bakar hidgrogen secara global pada 2022. Tercatat, sekitar 35.000 unit mobil FCEV pada tahun lalu diproduksi dari Negeri Gingseng, atau kontribusi 41% terhadap angka global.
“Hal ini sebagian dapat dikaitkan dengan lanskap kebijakan yang mendukung produksi dan penjualan FCEV, yang juga menjadikan Hyundai sebagai pembuat mobil FCEV teratas,” ujar IEA dalam laporan Global EV Outlook 2023.