Transisi Energi, PLN IP Siap Bangun PLTS dan Turbin Angin 1,06 GW

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucip
Petugas menunjukkan unit Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) untuk motor listrik yang baru dipasang di PLN UP3 Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (3/1/2024). PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jatim mencatat hingga akhir tahun 2023 terdapat 33 lokasi SPKLU, 448 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) untuk pengisian motor listrik serta 3 unit Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan akan terus ditambah pada tahun 2024 untuk menguatkan pembentukan ekosistem kendaraan listrik di Jawa Timur.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Agustiyanti
1/2/2024, 07.36 WIB

PT PLN Indonesia Power (PLN IP) anak perusahaan dari PT PLN (Persero) tengah menggarap proyek transisi energi Hijaunesia yang dapat menghasilkan listrik sebanyak 1,06 Gigawatt (GW) tahun ini. Proyek ini menjadi pioneer PLN IP dalam akselerasi transisi energi Tanah Air dengan menggandeng investor global.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PLN IP Bernadus Sudarmanta mengatakan, program Hijaunesia akan terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS sebanyak 1 GW dan pembangkit turbin angin sebanyak 60 MW.  Ini sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030 dimana PLN IP akan mengembangkan Green Energy sebesar 7 gigawatt (GW) yang tersebar di 108 lokasi di seluruh Indonesia. 

Bernadus mengatakan, pihaknya menargetkan dapat membangun PLTS di 5 lokasi yang menghasilkan 500 MW pada tahun ini. "Tiga PLTS merupakan terapung (floating base) dan dua land base,” ujar Bernadus, di Jakarta, Selasa (30/1).

Tiga PLTS terapung tersebut adalah PLTS di Bendungan Jatigede (100 MW), PLTS Gajah Mungkur (100 MW), dan PLTS Kedung Ombo (100 MW). Sedangkan untuk land base berada di PLTS Banyuwangi (100 MW), PLTS Pasuruan (100 MW).

Ia menuturkan, sumber pendanaan sejumlah proyek PLTS akan bersumber dari beberapa lender salah satunya dari anggota Just Energy Transition Partnership (JETP). Namun, ada beberapa tantangan yang dihadapi pihaknya. Salah satunya pemenuhan tingkat kandungan dalam negeri atau TKDN. 

“Kita diminta untuk memenuhi peraturan TKDN, juga harus memenuhi target tarif yang sudah diatur di peraturan presiden (Perpres) 112/2022,” ujar dia.

Selain itu menurut dia, ada tantangan lain darin internal PT PLN. PLN masih melakukan optimasi sistem dalam menerima listrik dari sumber pembangkit intermiten seperti PLTS. 

Menurut Bernadus, pembangunan pembangkit hijau skala besar yang masuk ke dalam sistem kelistrikan (on grid) harus dibangun atas kesepakatan bersama. “Dalam hal ini bagaimana transisi energi dapat dikejar, keekonomian proyek tercapai, sembari mempertimbangkan stabilitas dan keberlanjutan sistem kelistrikan,” ucapnya.

Bernadus mengatakan, PLN IP juga sedang menjajaki kerja sama dengan Finlandia pada bidang panas bumi atau geothermal, serta biomassa dan hidro. “Finlandia terkenal banyak sumber air panas dan panas bumi, jadi dia punya pengalaman di dalam mengelola geothermal,” ujarnya.

Reporter: Rena Laila Wuri