Alasan NASA Andalkan Energi Nuklir untuk Misi ke Mars

ANTARA FOTO/NASA/NASA TV/Handout via REUTERS/WSJ/djo
Roket Ariane 5 Arianespace, yang membawa Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA, diluncurkan dari Spaceport Eropa, Pusat Antariksa Guyana di Kourou, Guyana Prancis, Sabtu (25/12/2021). Gambar adalah tangkapan layar video.
13/2/2024, 18.13 WIB

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA/National Aeronautics and Space Administration) merencanakan membangun reaktor nuklir di bulan dalam waktu dekat. Keinginan itu diketahui telah dimulai sejak 2022.

NASA kemudian menciptakan Fission Surface Power Project. Proyek ini merupakan pengembangan konsep reaktor fisi nuklir kecil untuk menghasilkan listrik di permukaan bulan.

Diketahui, NASA telah menggelontorkan dana sebesar US$ 5 juta atau setara Rp 77,6 miliar untuk proyek tersebut (kurs Rp 15.629).

Alasan NASA Bangun Reaktor Nuklir di Bulan

Adapun tujuan NASA membangun reaktor nuklir tersebut adalah menciptakan sistem yang dapat mendukung pangkalan di bulan selama satu dekade tanpa campur tangan manusia. Desain tersebut juga akan berfungsi sebagai jalur untuk merencanakan dan membangun sistem serupa di Mars.

Demonstrasi sumber tenaga nuklir di bulan diperlukan untuk menunjukkan bahwa ini adalah pilihan yang aman, bersih, dan dapat diandalkan.

Direktur Program Misi Demonstrasi Teknologi dalam Direktorat Misi Teknologi Luar Angkasa NASA, Trudy Kortes, mengatakan hadirnya reaktor nuklir akan membantu para astronot lebih lama menetap di Bulan. Kondisi itu membuat para astronot jadi lebih panjang melakukan eksplorasi.

Saat ini, NASA sedang menyelesaikan tahap awal tersebut. NASA memilih Lockheed Martin di Bethesda, MD, Westinghouse of Cranberry, PA, dan IX dari Houston, TX untuk membuat desain awal tahap 1 selama 12 bulan.

Dana sebesar Rp 77,6 miliar yang diberikan kepada mitra komersial digunakan untuk mengembangkan desain reaktor fisi. Setiap mitra ditugaskan untuk menawarkan desain reaktor dan sistem untuk konversi daya, penolakan panas, serta manajemen dan distribusi daya.

NASA berencana untuk memperpanjang tiga kontrak tahap 1 untuk mengumpulkan lebih banyak informasi sebelum tahap 2. Setelah tahap pertama, NASA akan melanjutkan program pembangunan reaktor nuklir di Bulan ke tahap dua. 

Di tahapan tersebut NASA akan melakukan pengujian kelayakan dari masing-masing contoh desain reaktor nuklir yang dibuat oleh ketiga perusahaan tersebut.

Setelah itu pada 2025 akan diumumkan desain mana yang terpilih untuk dibangun di bulan. Rencananya pembangunan reaktor nuklir di bulan akan dilakukan pada 2030.

Roket Tenaga Nuklir Segera Diluncurkan ke Mars

NASA juga akan melakukan uji coba roket yang menggunakan tenaga nuklir untuk terbang ke Mars. Lembaga tersebut menguji mesin roket termal nuklir ini di luar angkasa. 

Misi uji coba tersebut diberi nama program Demonstrasi Rocket for Agile Cislunar Operations (DRACO). Nantinya, roket akan digunakan untuk misi berawak ke Mars.

Direktur NASA Bill Nelson mengatakan demonstrasi pendorong roket berbasis nuklir akan dilakukan pada 2027. Dengan bantuan teknologi baru ini, astronaut dapat melakukan perjalanan ke dan dari luar angkasa jauh lebih cepat dari sebelumnya.

Reporter: Rena Laila Wuri