Berbagai cara dilakukan PT Pertamina (Persero) untuk mencapai target Net Zero Emission tahun 2060 dan mempercepat transisi menuju energi bersih. Salah satunya yang tengah dikembangkan adalah program Desa Energi Berdikari (DEB) dengan memasok beragam Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Yang jadi proyek percontohan pengembangan energi bersih berbasis desa dan telah menduniaadalah Desa Keliki di Kabupaten Gianyar, Bali. Desa ini banyak dikunjungi delegasi dunia seperti negara-negara G20 yang tergabung dalam Energy Transition Working Group (ETWG) G20 2022, ASEAN Energy Ministerial Meeting 2023, serta dikunjungi oleh Wakil Menteri Energi Amerika Serikat 2023, dan Southeast Asia Youth Energy Forum (SAYEF).
Energi bersih di Desa Keliki yang digunakan untuk menjalankan sistem pengairan persawahan, pengolahan sampah, penerangan dan lain sebagainya tersebut mampu memompa perekonomian masyarakat dengan peningkatan produksi pangan, yaitu komoditas beras.
Selain itu melalui energi bersih untuk pengelolaan limbah dapat mengolah sampah sebanyak 3-4 ton saban pekan untuk menjadi pupuk kompos bagi pertanian warga. Dampak positif terhadap lingkungan, program DEB Keliki berkontribusi dalam pengurangan emisi sebesar 36.750 kg C02eq per tahun.
Pada Jumat lalu (21/6), manajemen Pertamina yang dipimpin oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati bersama pemimpin redaksi dari sejumlah media nasional meninjau langsung penggunaan energi bersih yang dihasilkan solar PV untuk menyalurkan energi bagi Subak Lauh Batu di desa tersebut. Selain itu melihat tempat pengolahan sampah berbasis EBT dan bertemu pelaku UMKM binaan Pertamina.
Vice President CSR dan Small Medium Enterprise Partnership Program (SMEPP) Pertamina Fajriyah Usman mengatakan DEB Keliki merupakan salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan Pertamina untuk mendukung transisi energi dan mencapai target NZE tahun 2060. "Pertamina bersama masyarakat dan local hero membangun 7 pompa air untuk pengairan dengan basis tenaga surya," kata Fajriyah.
Dalam pengelolaannya, Pertamina memberikan kepercayaan kepada Badan Usaha Desa (BumDes) Desa Keliki. Hingga kini, EBT di Desa Keliki memberikan manfaat kepada 1.200 Kepala Keluarga.
Agar program ini terus berlanjut dan bisa berdikari secara ekonomi dan energi, menurut Fajriyah, kegiatannya berfokus pada bisnis digital marketing dengan menjaring 25 orang pemuda yang menghasilkan 15 UMKM dari produk kemasan hingga pupuk kompos.
Ketua BUMDes Yowana Bakti Keliki I Wayan Sumada menjelaskan manfaat dari pompa air yang menggunakan energi matahari dan pupuk kompos dari pengolahan sampah untuk sawah. “Hasil panen padi organik di Desa Keliki bertambah dari 5 ton hingga 8 ton per hektare dalam satu kali panen,” katanya. Ini di atas rata-rata sawah pada umumnya yaitu 7 ton per hektare.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso, Pertamina telah mengembangkan DEB di 85 titik di seluruh Indonesia. "Program DEB Pertamina berhasil menurunkan 729.127 ton Co2eq per tahun reduksi emisi karbon," ucapnya
Pertamina mengembangkan EBT dengan memanfaatkan lima jenis energi terbarukan yakni pembangkit listrik tenaga surya, gas metana dan biogas, mikro hidro, biodiesel serta energi hybrid dari energi surya dan angin. "Program DEB akan terus dikembangkan untuk menjawab tantangan kebutuhan energi bersih yang semakin meningkat," kata Fadjar.
Secara nasional, DEB telah menghasilkan energi terbarukan sebanyak 324.039 Wp (tenaga surya), 609.000 m3/tahun (gas metana), 16.500 Wp (Hybrid/Matahari & Angin), 28.000 Watt (mikro hidro) dan 6.500 L/tahun (biodiesel).