3 Provinsi Ini Bisa Ciptakan 96 Ribu Lapangan Kerja dengan Transisi Energi

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.
Petugas memeriksa panel surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) IKN di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (1/8/2024). PLTS IKN yang saat ini telah beroperasi dengan kapasitas 10 MW itu akan memasok 100 persen kebutuhan listrik untuk upacara peringatan HUT Ke-79 RI di IKN.
14/8/2024, 13.14 WIB

Lembaga thintank international, Ember, mencatat tiga provinsi penghasil batu bara di Indonesia berpotensi menciptakan 96 ribu lapangan kerja dengan meningkatkan kapasitas energi bersih dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil di daerah penghasil batubara. 

Hal tersebut terungkap dalam laporan terbaru Ember “Indonesia’s Expansion of Clean Power can Spur Growth and Equality”.

Analis Senior Kebijakan Ketenagalistrikan Asia Tenggara Ember, Dinita Setyawati, mengatakan saat ini sudah ada perencanaan pembangunan proyek energi terbarukan 2,7 GW di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan. Proyek transisi energi tersebut dapat menciptakan 50 ribu lapangan kerja dan menarik investasi senilai US$ 4,3 miliar.

"Manfaat yang lebih besar dapat diperoleh dengan membatalkan rencana pembangunan PLTU baru sebesar 2,33 GW di ketiga daerah tersebut dan menggantinya dengan PLTS 5,8 GW. Langkah ini akan menciptakan 46 ribu lapangan kerja tambahan dan menarik investasi lebih dari dua kali lipat," ujar Dinita dalam keterangan, Rabu (14/8).

Menurutnya, percepatan energi terbarukan di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan akan menarik investasi lebih dari US$ 9,4 miliar dan menciptakan 96 ribu lapangan kerja berketerampilan tinggi. Langkah ini juga akan mengurangi emisi sebesar 18 juta ton CO2e di ketiga daerah tersebut, dari saat ini 30 juta ton CO2e yang berasal dari metana tambang batu bara dan PLTU.

Dinita mengatakan, transisi energi Indonesia dapat menjadi lebih berkeadilan dengan melakukan transformasi pemanfaatan batu bara menjadi penggunaan yang berkelanjutan dan berfokus pada proyek energi terbarukan di wilayah-wilayah yang terkena dampak.

"Sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja baru, serta meningkatkan kompetensi masyarakat dan daya saing daerah," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terkini, proyek-proyek energi terbarukan dengan total kapasitas mencapai 21 gigawatt (GW) akan ditambahkan hingga 2030.

Selain itu, Just Eenergy Transition Partnership (JETP) The Comprehensif Investment and Policy Plan (CIPP) akan meningkatkan target penambahan kapasitas energi terbarukan sebesar 36 GW.

Reporter: Djati Waluyo