Desa Bumi Donasikan Paket Pembelajaran Sistem Energi Surya ke 20 Kampus

Dok. Desa Bumi
Gamma Thohir, Co-founder Daya Bumi Group sekaligus Pendiri Desa Bumi (kiri) dan Zagy Berian, Co-Founder Daya Bumi Group & Founder SRE Indonesia (kanan) memberikan donasi Paket Pembelajaran Sistem Energi Surya kepada perwakilan dari 20 kampus di Indonesia.
Penulis: Tim Redaksi
18/8/2025, 18.59 WIB

Desa Bumi, program strategis Corporate Social Responsibility (CSR) dan filantropi Daya Bumi Group di bawah Yayasan Mochammad Thohir, mendukung pembangunan berkelanjutan melalui pemerataan akses energi dan konektivitas. Hal ini diwujudkan lewat donasi "Energi untuk Generasi Muda" berupa inverter Schneider kepada 20 kampus jaringan Society of Renewable Energy (SRE) di seluruh Indonesia.

Desa Bumi juga menghadirkan "Daya Bumi Telekomunikasi" berupa layanan internet berbiaya terjangkau di wilayah pedesaan yang dikelola bersama dengan komunitas lokal.

"Bagi kami, makna kemerdekaan adalah ketika setiap anak bangsa, tanpa memandang daerah asal mereka, memiliki akses yang sama terhadap energi dan informasi," kata Co-founder Daya Bumi Group sekaligus Pendiri Desa Bumi Gamma Thohir, di Jakarta, Senin (18/8).

Program donasi "Energi untuk Generasi Muda" dan layanan "Daya Bumi Telekomunikasi" ini akan mendukung program pemerintah dengan menghapus kesenjangan antara desa dan kota, sekaligus membuka peluang baru untuk turut memajukan masyarakat.

Donasi "Energi untuk Generasi Muda" dari Desa Bumi ini terdiri atas perangkat Schneider Electric yang menargetkan laboratorium energi terbarukan dan student chapter SRE agar memperkuat kegiatan riset-praktik, demonstrasi pembelajaran, dan proyek kewirausahaan energi bersih di kampus maupun pengimplementasian di masyarakat. Berikut daftar 20 kampus yang menerima donasi ini:
1. SRE Universitas Jenderal Soedirman
2. SRE Universitas Sumatera Utara
3. SRE Universitas Telkom Purwokerto
4. SRE Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
5. SRE Universitas Tidar
6. SRE Institut Teknologi Bandung
7. SRE Institut Teknologi Kalimantan
8. SRE Universitas Gadjah Mada
9. SRE Student Chapter Politeknik Energi dan Mineral Akamigas
10. SRE Student Chapter Politeknik Negeri Medan
11. SRE Universitas Airlangga
12. SRE Universitas Udayana
13. SRE Institut Pertanian Bogor
14. SRE Universitas Hasanuddin
15. SRE Universitas Telkom
16. SRE Institut Teknologi Sepuluh November
17. SRE Universitas Negeri Jakarta
18. SRE Universitas Lampung
19. SRE Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
20. SRE Institut Teknologi PLN

Desa akan Jadi Pusat Pertumbuhan Baru

“Membangun desa berarti membangun masa depan Indonesia. Kami memulai dari energi dan konektivitas, karena keduanya adalah fondasi ekonomi modern. Dengan dukungan teknologi, kolaborasi, dan suara anak muda, desa-desa di Indonesia diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan baru yang berkelanjutan dan berkeadilan,” ujar Co-Founder Daya Bumi Group & Founder SRE Indonesia Zagy Berian.

Zagy Berian yang baru saja ditunjuk sebagai anggota Youth Advisory Group on Climate Change oleh Sekretaris Jenderal PBB. Ia menjadi orang Indonesia dan Asia Tenggara pertama dalam kelompok penasihat global ini. Ia menambahkan, bisnis sosial yang dirancang bersama Gamma Thohir yaitu “Daya Bumi Telekomunikasi” ini mengusung arsitektur Satellite to The Home (STTH), model Community as a Service, dan pemantauan real-time penerima manfaat sehingga layanan mudah digunakan dan dikelola bersama komunitas lokal.

Lokasi pertama “Daya Bumi Telekomunikasi” akan dijalankan secara independen di Kelompok Tani Hutan (KTH) Sukobubuk, Pati – Jawa Tengah, dengan target 150 rumah tangga. Skema ini melibatkan akses hingga tingkat rumah tangga, kolaborasi tiga pihak untuk pemeliharaan dan langganan data, serta pengelolaan biaya sewa infrastruktur dan layanan
oleh komunitas.

“Ke depannya, kami percaya bahwa industri telekomunikasi menjadi kunci lompatan inovasi Indonesia untuk menjadi negara maju serta mewujudkan Indonesia Emas. Dengan konektivitas yang tercipta di desa-desa, menjadi peluang untuk meningkatkan sumber pendapatan desa serta integrasi pasar yang semakin luas” ujar Gamma.

Model di Desa Pati terintegrasi dengan solusi energi desa seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 10 kWp (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan baterai 20 kWh. Konektivitas ini akan bersinergi dengan kebutuhan produktif yaitu cold storage, kolam ikan, dan irigasi, serta dimonitor melalui dasbor digital.

Program ini diharapkan dapat direplikasi di berbagai daerah serta sejalan dengan program nasional yaitu swasembada energi dan pangan, di mana keduanya membutuhkan konektivitas dari teknologi telekomunikasi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.