Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan CEO Tesla, Elon Musk di Gigafactory Tesla di Austin, Texas, Amerika Serikat (AS). Pada kesempatan itu Musk mengajak Luhut dkk berkeliling di pabrik perakitan mobil listrik dan baterai Tesla seluas 2.500 hektare tersebut.
Luhut didampingi oleh Direktur Utama Electrum dan Vice President PT Toba Bara Sejahtera (TBS) Energi Utama Pandu Sjahrir, Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk dan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Anindya Bakrie, serta Duta Besar Indonesia untuk AS Rosan P. Roeslani.
“Kami mendapatkan tour langka di dalam pabrik mobil dan baterai Tesla. Luar biasa pengaturan supply chain (rantai pasok)-nya yang efektif dan rapih di pabrik Tesla,” kata Anindya dikutip dari Instagramnya @anindyabakrie pada Selasa (26/4).
Anindya juga mengatakan bahwa tujuan kunjungan ke Gigafactory Tesla adalah untuk meyakinkan Elon Musk agar dapat menjajaki kerja sama dengan Indonesia terkait penyediaan dan pemrosesan nikel sebagai bahan baku pembuat battery cell yang berlandaskan ESG (Environment, Social, and Governance) yang baik dan berkelanjutan.
Saat ini Tesla memiliki enam pabrik yang berlokasi di seluruh dunia, dengan lima di antaranya merupakan gigafactory. Pabrik Fremont adalah pabrik pertama Tesla dalam memproduksi mobil listrik.
Adapun kelima Gigafactory (Giga) Tesla berlokasi di Nevada, New York, Shanghai (Cina), Berlin (Jerman), dan Texas. Giga Nevada merupakan gigafactory pertama Tesla yang memproduksi baterai lithium-ion berkolaborasi dengan Panasonic.
Tesla mengumumkan rencana pembangunan Giga Nevada pada 2014 dengan total investasi sebesar US$ 5 miliar. Saat ini Giga Nevada memiliki kapasitas produksi baterai kendaraan listrik hingga 39 gigawatt jam (GWh).
Gigafactory Tesla kedua yaitu Giga New York tak memproduksi kendaraan listrik melainkan panel surya dan komponen supercharger. Tesla juga bekerja sama dengan Panasonic pada gigafactory keduanya ini untuk memproduksi panel surya.
Namun pada 2020 raksasa teknologi Jepang tersebut menarik diri dari kemitraannya dengan Tesla. Sejak itu Tesla mengimpor komponen photovoltaic cell untuk memproduksi panel surya dari Cina.
Gigafactory Tesla yang ketiga, menjadi pabrik pertama yang dibangun di luar AS, yakni Giga Shanghai. Pabrik ini memproduksi mobil listrik di Cina mulai Januari 2021.
Awalnya, Tesla hanya memproduksi mobil listrik ukuran sedang di pabrik ini seperti Model 3 dan Model Y. Namun Tesla berencana untuk memperluas pabrik di Shanghai untuk memproduksi mobil listrik Model 2 dengan harga terjangkau US$ 25.000 untuk pasar Eropa dan Cina.
Kemudian Gigafactory Tesla keempat di Berlin baru mulai berproduksi pada Maret 2022. Pabrik yang dibangun dengan biaya € 4 miliar ini memproduksi baterai, paket baterai, powertrain dan kursi. Kapasitas tahunan pabrik ini ditargetkan 500.000 unit mobil.
Sama seperti Giga Berlin, Gigafactory Tesla kelima yang berlokasi di Austin, Texas, baru saja mulai beroperasi. Pada Desember 2021 Musk memperkirakan bahwa pembangunan Giga Texas membutuhkan investasi setidaknya US$ 10 miliar dan akan mempekerjakan 20.000 orang.