OJK Targetkan Penyesuaian Taksonomi Hijau Selesai di Akhir 2023

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (24/2/2023).
13/3/2023, 15.18 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan revisit atau penyesuaian taksonomi hijau bisa diselesaikan pada akhir 2023 dengan fokus di sektor energi. Ini sesuai dengan sifat living document taksonomi hijau yang memang bisa disesuaikan dalam konteks pengembangan klasifikasi usaha. 

Kepala Departemen Surveillance dan Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi OJK Henry Rialdi mengatakan pihaknya sudah menerbitkan taknosomi hijau pada Januari 2022. Ini merupakan sistem klasifikasi aktivitas yang mendukung upaya perlindungan dan pengelolaan hidup serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Taksonomi hijau menjadi pedoman bagi institusi keuangan untuk berinvestasi. 

“Taksonomi hijau versi satu baru mencakup soal lingkungan. Revisi nanti akan fokus juga di soal ESG dan isu transisi,” ujarnya kepada Katadata, Senin (13/3).

Henry mencontohkan saat ini beberapa sektor tidak dapat dikategorikan sebagai hijau, misalnya industri batu bara, sehingga sulit mendapatkan pembiayaan dari institusi keuangan. Padahal, industri tersebut berkontribusi besar tehadap perekonomian Indonesia dan saat ini tren mengarah ke upaya transisi menuju energi bersih.

OJK nantinya akan mempertimbangkan syarat tambahan agar industri yang sebelumnya tidak masuk kategori hijau, juga bisa memperoleh pendanaan untuk dalam konteks upaya transisi. Beberapa syarat ini misalnya terkait rencana penurunan target emisi dan utilisasi teknologi seperti carbon capture di pembangkit batu bara. 

Henry melanjutkan pihaknya juga mempertimbangkan untuk mengubah kategorisasi industri yang sebelumnya berbasiskan warna hijau, kuning, dan merah. Ia menilai dengan kategori warna merah yang saat ini digunakan membuat institusi keuangan cenderung menolak memberikan pembiayaan.   

“Mungkin nanti akan pakai sitem tier. Ini sedang kami bicarakan,” ujarnya.

Henry menegaskan revisit taksonomi hijau saat ini masih terus dilakukan secara intens. Pihaknya juga rutin menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan terkait baik dari pemerintah maupun swasta. 

“Ada bahaya juga terhadap ekonomi kalau transisi dilakukan terlalu cepat. Ini yang mau kita akomodir di revisi taksonomi hijau,” katanya.



Reporter: Rezza Aji Pratama