Perusahaan energi terbesar di Arab Saudi, ACWA Power, berminat untuk berinvestasi di sektor energi terbarukan di Ibu Kota Nusantara atau IKN, Kalimantan Timur. Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, mengatakan perusahaan itu telah menyerahkan Surat Pernyataan Minat (Letter of Intent/LoI) berinvestasi di ibu kota baru Indonesia.
"LoI ini dari perusahaan energi terbesar di Timur Tengah, ACWA Power namanya. ACWA Power ini dia mengembangkan energi terbarukan di seluruh dunia," ujar Agung dalam panel diskusi BNI Investor Daily Summit 2023 di Jakarta, Rabu (25/10).
Agung menyebutkan, ACWA Power memiliki rekam jejak yang sangat baik sehingga kredibilitasnya tidak perlu diragukan lagi. Tercatat perusahaan besar asal Timur Tengah tersebut telah menginvestasikan US$ 75 miliar di seluruh dunia dengan kapasitas terpasang energi terbarukannya 50 Gigawatt (GW) di di seluruh dunia.
Dia mengatakan, tujuan ACWA Power berinvestasi di IKN karena ingin meningkatkan portofolionya. Untuk itu, OIKN langsung menyetujui dan menindaklanjuti minat baik dari perusahaan energi besar asal Arab Saudi tersebut. Selanjutnya akan dibuat perjanjian kerahasiaan atau non disclosure agreement (NDA).
"Apa guna NDA ini? Jadi gunanya nanti untuk melakukan feasibility study (studi kelayakan). Karena kita mau bikin studi kelayakan bersama, terkait pengembangan energi terbarukan di IKN ini seperti apa," ujar Agung.
Investasi EBT IKN Butuh Rp 94,8 Triliun
Agung menuturkan IKN membutuhkan energi terpasang sebesar 7 GW dengan estimasi kebutuhan investasi sebesar US$ 6 miliar atau setara dengan Rp 94,8 triliun. Meski begitu, dia belum bisa menyebutkan berapa banyak nilai investasi yang akan menjadi komitmen ACWA Power di IKN. Pasalnya, perusahaan itu juga belum menyampaikan besaran angkanya.
Dia mengatakan kebutuhan IKN tidak akan ditanggung semuanya oleh ACWA Power. Otorita IKN sudah menjalin kerja sama melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan beberapa perusahaan dalam negeri.
"Kita juga sudah jalin kerja sama juga dengan BUMN ya seperti Pertamina, terus juga dalam waktu dekat rencananya PLN juga akan kerja sama,” ujarnya.
Sebagai informasi, Ibu Kota Nusantara atau IKN ditargetkan menjadi kota nol emisi karbon pada 2030. Badan Otorita IKN akan memasukkan target tersebut dalam komitmen pengurangan emisi lokal (local determined comitment atau LDC) milik IKN.
Sebelumnya, Kepala OIKN Bambang Susantono telah berniat untuk meluncurkan LDC tersebut di Konferensi Perubahan Iklim PBB atau COP 28 di Dubai, Uni Emirat Arab pada akhir tahun ini.
Bambang menjelaskan, isi LDC tersebut adalah peta jalan dan cetak biru IKN terkait target-target pengurangan emisi dalam melawan perubahan iklim.
"Kami akan menjadi yang pertama di Indonesia, dan salah satu Ibu Kota pertama di dunia yang meluncurkan LDC, karena enggak gampang punya komitmen terkait perubahan iklim," kata Bambang dalam Katadata Sustainability Action for The Future Economy Forum (SAFE) 2023, Selasa (26/9).
Menurut Bambang, hal itu karena 65% dari kawasan IKN merupakan hutan tropis. Dengan demikian, IKN seharusnya dapat menyedot lebih banyak karbon yang dihasilkan nantinya.
Untuk mencapai target tersebut, Bambang mengatakan, IKN telah memiliki fasilitas pembibitan pohon di dekat IKN. Menurutnya, kapasitas produksi bibit pohon di fasilitas tersebut mencapai 15 juta pohon per tahun.