PT Bank DBS Indonesia menjadi donatur di 'Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara'. Gerakan ini merupakan aksi kolaboratif yang diinisiasi Katadata Green, situs aplikasi donasi Benih Baik, dan platform penghitung jejak karbon Jejakin.
Sabuk Hijau Nusantara mengawali langkah nyata dengan menghadirkan Nusantara Green Pesantren. Aksi perdana Sabuk Hijau Nusantara ini berlokasi di wilayah Ibu Kota Nusantara di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Ke depan, Nusantara Green Pesantren akan menjadi program pendidikan bernilai agama yang selaras dengan prinsip berkelanjutan. Peresmian gerakan ini dilanjutkan dengan penanaman 10.000 pohon di area Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah, Pemaluan.
Presiden Jokowi yang diwakilkan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono dan jajaran pemimpin Otorita Ibu Kota Nusantara, turut menanam pohon bersama warga Ibu Kota Nusantara, khususnya Kelurahan Pemaluan dan Desa Suko Mulyo.
Adapun, Bank DBS Indonesia yang turut berpartisipasi di dalam inisiatif Sabuk Hijau Nusantara diwakili oleh Executive Director, Head of Group Strategic Marketing & Communication PT Bank DBS Indonesia Mona Monika.
Sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip keberlanjutan, Bank DBS Indonesia berkomitmen terus memberikan dampak positif kepada lingkungan dan masyarakat.
Mona menjelaskan, pihaknya sejak awal memang terus mendukung keberlanjutan. Karena itu, bank yang bermarkas di Singapura ini menyambut baik kolaborasi dengan Sabuk Hijau Nusantara di Ibu Kota Nusantara.
“Semua aksi yang Bank DBS Indonesia lakukan, baik dari segi bisnis maupun kontribusi sosial ke lingkungan dan masyarakat, memang sudah sejalan dengan prinsip keberlanjutan,” tuturnya kepada Katadata Green, Selasa (23/1).
Mona menjelaskan bahwa inisiatif Bank DBS Indonesia dipandu oleh tiga pilar keberlanjutan yakni responsible banking, responsible business practice dan impact beyond banking.
Pilar responsible banking terkait sikap Bank DBS Indonesia yang terus mendorong praktik bisnisnya selaras dengan prinsip keberlanjutan. Kemudian, business practice lebih menyoal perusahaan dalam menginternalisasi prinsip keberlanjutan kedalam operasional Bank.
“Pilar business practice itu tentang kami sendiri, misal bagaimana kami mengolah sampah kami atau bijaksana dalam penggunaan kertas,” ucap Mona.
Sementara itu, pilar impact beyond banking terkait dengan aksi Bank DBS Indonesia berupaya menciptakan dampak positif kepada lingkungan dan masyarakat tanpa terbatas di bidang perbankan saja. “Oleh karena itu, kami bergabung di Sabuk Hijau Nusantara melalui gerakan penanaman pohon,” katanya.
Hal-hal tersebut menjadikan bisnis Bank DBS Indonesia secara keseluruhan terbukti berdampak positif bagi lingkungan, sekaligus mendukung terlaksananya bisnis yang berkelanjutan. Tak heran, perusahaan menerima “Katadata Green Initiative Awards” kategori perbankan dan finansial.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan Katadata Insight Center dalam penghargaan tersebut, misalnya komitmen dan inovasi Bank DBS Indonesia di dalam aksi hijau seperti transisi energi bersih. Ada pula aksi korporasi untuk merealisasikan produksi yang rendah emisi, pembiayaan berkelanjutan, dan lain-lain.
Berdasarkan pemberitaan Katadata.co.id dipaparkan, ketika Indonesia menargetkan mencapai emisi nol bersih pada 2060 maka DBS Group bergerak lebih cepat, yakni pada 2050. Komitmen grup untuk keberlanjutan dilakukan dengan berbagai pembiayaan yang melebihi Sing$50 miliar.
Beberapa jenis program pembiayaan yang dimaksud, misalnya pinjaman hijau, pinjaman energi terbarukan, pinjaman keberlanjutan, dan pinjaman transisi yang tercatat pada akhir 2022 mencapai sebesar Sing$61 miliar.
Implementasinya, misalnya sejak 2022 sampai Oktober 2023, Bank DBS Indonesia menandatangani sejumlah perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka Sindikasi (Syndicated Term Loan Facility) kepada BUMN di bidang energi, pengolahan, institusi perbankan, dan lainnya. Perseroan juga mendampingi BUMN dalam mengakselerasi transisi bisnis ke arah yang lebih berkelanjutan melalui green loan maupun sustainability-linked bond.
Per September 2023, Bank DBS Indonesia menyalurkan kredit sebesar USD1.300 juta kepada BUMN. Sekitar 15 persen dari pendanaan ini disalurkan untuk keperluan yang terkait dengan prinsip environmental, social, and governance (ESG).
Ada pula rekening green savings merupakan produk yang menyatukan tabungan dan kontribusi terhadap isu sosial dan lingkungan di Indonesia. Jumlah nasabah green savings meningkat 60 persen, terhitung sejak Desember 2022 hingga Agustus 2023.
Sejak diluncurkan pada 2021, green savings menghasilkan total kontribusi lebih dari Rp1,47 miliar. Saat ini, rekening green savings mendukung lebih dari 750 petani coklat dalam mencapai lima dari 10 langkah pengolahan kakao dan meningkatkan pendapatan mereka hingga tiga kali lipat.
Sementara itu, di bidang sosial, Bank DBS Indonesia melakukan berbagai kerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan perusahaan, startup, dan wirausaha sosial untuk menghadirkan solusi bagi isu-isu lingkungan dan sosial yang komprehensif.