Mengenal Resesi Ekonomi, Penyebab dan Dampaknya

ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/hp.
Ilustrasi, aktivitas pasar ikan tradisional Peunayong ditengah pandemi COVID-19, di Banda Aceh. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menyebutkan pandemi COVID-19 telah mengakibatkan Indonesia telah memasuki fase resesi sejak awal kuartal pertama sampai kuartal ketiga 2020 sehingga perekonomian nasional mengalami penurunan yang signifikan.
Penulis: Tifani
Editor: Agung
30/9/2022, 12.39 WIB

Banyak utang yang dimiliki kemudian otomatis membuat biaya pelunasannya juga meninggi. Biaya dalam melunasi hutang tersebut lama-lama akan meningkat ke titik dimana mereka tidak dapat melunasinya lagi.

7. Produksi dan Konsumsi Tidak Seimbang

Keseimbangan konsumsi dan produksi menjadi dasar pertumbuhan ekonomi. Di saat produksi dan konsumsi tidak seimbang, maka terjadilah masalah dalam siklus ekonomi.

Tingginya produksi yang tidak dibarengi dengan konsumsi akan berakibat pada penumpukan stok persediaan barang. Namun rendahnya konsumsi sementara kebutuhan kian tinggi akan mendorong terjadinya impor.

Hal ini kemudian akan berakibat pada penurunan laba perusahaan sehingga berpengaruh pada lemahnya pasar modal.

8. Pertumbuhan Ekonomi Merosot

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikasi yang digunakan dalam menentukan baik tidaknya kondisi ekonomi suatu negara. Jika pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan maka negara tersebut masih dalam kondisi ekonomi yang kuat.

Begitu pula sebaliknya, jika PDB mengalami penurunan maka pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan mengalami resesi.

9. Perkembangan Teknologi

Berkembangnya teknologi juga menyumbang faktor terjadinya resesi ekonomi. Sebagai contoh pada abad ke-19, terjadi gelombang peningkatan teknologi hemat tenaga kerja.

Revolusi yang dinamakan juga revolusi industri ini kemudian membuat seluruh profesi menjadi usang, dan memicu resesi ekonomi. Saat ini, beberapa ekonom khawatir bahwa Artificial Intelligence (AI) dan robot akan menyebabkan resesi ekonomi, lantaran banyak pekerja kehilangan mata pencahariannya.

Dampak Resesi Ekonomi

Resesi ekonomi adalah kondisi yang tidak menguntungkan bagi perekonomian. Saat resesi ekonomi terjadi, hampir semua jenis bisnis baik yang berskala besar maupun berskala kecil akan terkena dampaknya.

Secara umum, dampak dari resesi ekonomi adalah adanya perlambatan ekonomi yang akan membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya, sehingga mendorong kenaikan pemutusan hubungan kerja (PHK). Bahkan, beberapa perusahaan mungkin mengalami kebangkrutan.

Selain itu, kinerja instrumen investasi juga akan mengalami penurunan sehingga investor cenderung menempatkan dananya dalam bentuk investasi yang aman. Ekonomi yang semakin sulit pasti berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat karena mereka akan lebih selektif menggunakan uangnya dengan fokus pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.

Bagi pemerintah, dampak dari resesi ekonomi adalah pinjaman pemerintah akan melonjak tinggi. Sebab. pemerintah di setiap negara membutuhkan dana yang cukup untuk membiayai berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan upaya pembangunan negara. Sumber pendapatan negara yang berasal dari pajak dan nonpajak juga menjadi sangat rendah.

Sebab, saat resesi pekerja menerima penghasilan lebih rendah, sehingga pemerintah menerima pajak penghasilan yang lebih rendah. Di sisi lain, pembangunan tetap dituntut untuk terus dilakukan di berbagai sektor pemerintahan termasuk dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya.

Halaman: