Pertumbuhan Adalah Proses Kemajuan Berkesinambungan, Ini Penjelasannya

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/tom.
Ilustrasi, aktivitas ekonomi masyarakat.
Penulis: Anggi Mardiana
Editor: Agung
17/10/2022, 18.06 WIB

Dalam konteks ekonomi, pertumbuhan adalah peningkatan produksi barang dan jasa, yang dibandingkan dari satu periode waktu ke periode lainnya. Ini dapat diukur secara nominal atau riil, yang disesuaikan dengan inflasi.

Secara tradisional, pertumbuhan ekonomi diukur dalam produk nasional bruto (PNB) atau produk domestik bruto (PDB). Meskipun metrik alternatif lainnya, kadang-kadang digunakan.

Dari sudut pandang ekonomi, pertumbuhan adalah peningkatan produksi agregat dalam suatu perekonomian. Seringkali, tetapi tidak selalu, keuntungan agregat dalam produksi berkorelasi dengan peningkatan produktivitas marjinal rata-rata.

Hal ini mengarah pada peningkatan pendapatan, mendorong konsumen untuk berbelanja dan membeli lebih banyak. Kondisi ini, dapat diterjemahkan sebagai kualitas hidup atau standar hidup materi yang lebih tinggi.

Dalam ilmu ekonomi, pertumbuhan dimodelkan dalam empat hal. Keempat model pertumbuhan adalah sebagai berikut:

  • Modal fisik
  • Modal manusia
  • Tenaga kerja
  • Teknologi

Sederhananya, peningkatan kuantitas atau kualitas penduduk usia kerja, alat-alat yang dimiliki untuk bekerja, dan strategi yang diterapkan untuk menggabungkan tenaga kerja, modal, dan bahan baku, akan mengarah pada peningkatan output ekonomi.

Cara Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Mengutip Investopdia, ada beberapa cara untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Cara mendorong pertumbuhan adalah, meningkatkan jumlah barang modal fisik dalam perekonomian.

Menambahkan modal ke dalam perekonomian cenderung meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Alat yang lebih baru, lebih baik, dan lebih banyak berarti bahwa pekerja dapat menghasilkan lebih banyak output per periode waktu.

Untuk mencapainya, seseorang atau satu pihak dalam perekonomian pertama-tama harus terlibat dalam beberapa bentuk tabungan, di mana mereka mengorbankan konsumsi saat ini, untuk membebaskan sumber daya demi menciptakan modal baru.

Modal baru yang tercipta, harus dalam jenis yang tepat, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat. Ini diperlukan, agar modal baru yang tercipta dapat dimanfaatkan secara produktif oleh pekerja.

Metode kedua untuk menghasilkan pertumbuhan adalah, dengan peningkatan teknologi. Ini memungkinkan pekerja menghasilkan lebih banyak output dengan stok barang modal yang sama, dengan menggabungkannya dengan cara baru yang lebih produktif.

Seperti halnya pertumbuhan modal, tingkat pertumbuhan teknis sangat bergantung pada tingkat tabungan dan investasi Ini karena tabungan dan investasi diperlukan, untuk terlibat dalam penelitian dan pengembangan.

Cara lain untuk menghasilkan pertumbuhan adalah, dengan menumbuhkan angkatan kerja. Tujuannya sama, di mana lebih banyak pekerja menghasilkan lebih banyak barang dan jasa ekonomi.

Peningkatan angkatan kerja juga harus meningkatkan jumlah output yang harus dikonsumsi, untuk memenuhi kebutuhan dasar pekerja baru. Pekerja baru harus setidaknya cukup produktif, untuk mengimbangi ini dan bukan konsumen bersih.

Sama seperti penambahan modal, penting bagi jenis pekerja yang tepat untuk mengalir ke pekerjaan yang tepat, di tempat yang tepat dalam kombinasi dengan jenis barang modal pelengkap yang tepat, untuk mewujudkan potensinya.

Cara terakhir untuk mendorong pertumbuhan adalah, dengan peningkatan sumber daya manusia. Ini berarti para pekerja menjadi lebih terampil.

Peningkatan produktivitas SDM, dapat dicapai melalui pelatihan keterampilan, coba-coba, atau sekadar lebih banyak latihan. Modal manusia dalam konteks ini juga dapat merujuk pada modal sosial dan kelembagaan.

Selain itu, kecenderungan perilaku menuju kepercayaan sosial yang lebih tinggi, dan timbal balik dan inovasi politik atau ekonomi, seperti perlindungan yang lebih baik untuk hak milik, pada dasarnya adalah jenis modal manusia yang dapat meningkatkan produktivitas ekonomi.

PDB sebagai Indikator Pertumbuhan Ekonomi yang Umum Digunakan

Seperti telah disebutkan sebelumnya, dalam konteks ekonomi, salah satu indikator pertumbuhan adalah dengan menggunakan PDB.

PDB merupakan total nilai moneter atau pasar dari semua barang jadi dan jasa yang diproduksi di dalam batas-batas suatu negara, dalam periode waktu tertentu.

Sebagai ukuran luas dari produksi dalam negeri secara keseluruhan, PDB berfungsi sebagai skor komprehensif dari kesehatan ekonomi suatu negara.

Meski PDB biasanya dihitung setiap tahun, namun seringkali juga dihitung setiap tiga bulan atau kuartal. Di Indonesia misalnya, pemerintah merilis perkiraan PDB tahunan untuk setiap kuartal fiskal dan juga untuk tahun kalender.

Sebagai salah satu indikator, rilis PDB per kuartal sebagai indikator pertumbuhan adalah sesuatu yang umum dilakukan oleh beberapa negara di dunia.

Kumpulan data individual yang disertakan dalam laporan ini, diberikan secara riil. Sehingga, data tersebut disesuaikan dengan perubahan harga, setelah dikurangi inflasi.

Perhitungan PDB suatu negara, mencakup semua konsumsi swasta dan publik, pengeluaran pemerintah, investasi, penambahan persediaan swasta, biaya konstruksi yang dibayarkan, dan neraca perdagangan luar negeri.

Secara matematis, rumus perhitungan PDB adalah sebagai berikut:

C+I+G+(X-M)

di mana,

C = indikator konsumsi swasta dan publik (consumption)
I = indikator investasi yang masuk (investment)
G = pengeluaran pemerintah (government expenditure)
X = jumlah ekspor
M = jumlah impor

Dari semua komponen yang membentuk PDB suatu negara, neraca perdagangan luar negeri sangat penting.

PDB suatu negara cenderung meningkat, ketika nilai total barang dan jasa yang dijual produsen domestik ke luar negeri melebihi nilai total barang dan jasa impor yang dibeli konsumen domestik. Situasi ini menunjukkan, suatu negara mengalami surplus perdagangan.

Jika terjadi sebaliknya, yaitu jika jumlah yang dibelanjakan konsumen dalam negeri untuk produk impor lebih besar dari total produk yang diekspor produsen, maka suatu negara mengalami defisit perdagangan. Dalam situasi tersebut, PDB suatu negara cenderung menurun, jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Sebagai salah satu indikator pertumbuhan, PDB dapat dihitung berdasarkan nominal atau basis riil, yang memperhitungkan inflasi. Secara umum, penggunaan PDB riil sebagai indikator pertumbuhan adalah metode yang lebih baik. Karena, PDB riil mampu mengekspresikan kinerja ekonomi nasional jangka panjang.