Dividen adalah Pembagian Keuntungan Perusahaan, Berikut Penjelasannya

Unsplash
Ilustrasi, investasi saham.
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Safrezi
22/9/2023, 13.27 WIB

Investor merupakan perorangan atau organisasi yang mengalokasikan uang atau modal untuk ditanamkan pada usaha tertentu. Pihaknya akan mendapatkan imbal balik atau dividen.

Patut diketahui bahwa investor terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bidang dan bentuk usahanya. Melansir BMoney, ada yang namanya investor konservatif, moderat, dan agresif yang digolongkan berdasarkan risiko usaha.

Terkait dengan itu, kali ini Katadata.co.id akan mengulas lebih lanjut tentang dividen atau keuntungan yang akan dikantongi oleh investor apabila perusahaan mendapat laba. Selengkapnya, simak tulisan di bawah ini.

Pengertian Dividen

Menurut Gumanti pada bukunya yang berjudul Kebijakan Dividen Teori, Empiris, dan Implikasi (2013), dividen adalah hasil dibagikan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang diperoleh perusahaan. Pembagian dividen dilaksanakan berdasarkan pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan.

Wiyono dan Kusuma pada buku Manajemen Keuangan Lanjutan: Berbasis Corporate Value Creation (2017) menjelaskan, dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Musthafa pada buku Manajemen Keuangan (2017) menjelaskan bahwa dividen adalah bagian keuntungan yang diterima oleh pemegang saham dari suatu perusahaan. Apabila keuntungan tidak dibagikan kepada pemegang saham dan diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan, maka disebut sebagai laba ditahan.

Melansir dari situs Bibit.id, dividen diartikan sebagai pembagian laba (keuntungan) yang diperoleh pemilik saham. Pembagian dividen dilakukan setiap periode. Disebutkan bahwa fungsi dari dividen adalah bentuk imbal balik atas penyertaan modal yang ditanam oleh investor.

Itulah penjelasan tentang pengertian dividen menurut sejumlah ahli. Untuk diketahui, tidak semua keuntungan yang diperoleh perusahaan dibagikan dalam bentuk dividen kepada para investornya. Investor atau pemegang saham bisa saja menahan dan menginvestasikan keuntungannya kembali. Sementara perusahaan juga bisa menerapkan kebijakan dengan mengalokasikan laba sebagai modal.

Jenis-jenis Dividen

Berikut penjelasan tentang jenis-jenis dividen:

1. Dividen Tunai

Jenis dividen ini diberikan dalam bentuk uang tunai. Besarannya diakumulasikan oleh perusahaan. Menurut Gumanti (2013), dividen tunai dibagikan sebanyak satu, dua, atau empat kali dalam kurun satu tahun.

2. Dividen Saham

Dividen ini diberikan dalam bentuk saham yang secara langsung berpengaruh terhadap peningkatkan jumlah saham beredar. Meski begitu, dividen ini tidak meningkatkan jumlah dana. Dengan kuantitas yang banyak, harga saham rentan menurun.

3. Liquidating Dividend

Dividen likuidasi adalah kelebihan dari laba ditahan, yaitu keuntungan yang tidak diambil dan diputar kembali menjadi modal. Sisa laba akan termuat di dalam nilai buku. Diketahui bahwa jenis dividen ini dianggap sebagai layanan pendapatan internal, di mana tingkat pengembalian terhadap modal selain dari pendapatan biasa. Satuan pajak akan menjadi tanggung jawab investor.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merujuk pada keputusan perusahaan dalam menentukan laba yang didapatkan akan dibagikan atau dijadikan laba ditahan. Apabila dividen tidak diserahkan ke investor dapat meningkatkan pendanaan internal.

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen menurut Musthafa (2013):

1. Likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan. Apabila likuiditas perusahaan baik, dividen dapat dibagikan lebih besar. Begitu pula sebaliknya, apabila likuiditas perusahaan tidak baik, maka dividen yang dibagikan bisa kecil atau bisa juga tidak dibagikan sebagai dividen tetapi ditahan oleh perusahaan atau disebut sebagai laba ditahan.

2. Keperluan dana melunasi utang. Jika perusahaan akan melunasi utangnya dengan segera, maka dividen bisa kecil atau laba ditahan. Sebaliknya, jika perusahaan tidak segera melunasi utangnya atau tidak ada utang yang dibayar, maka dividen bisa dibayar cukup besar oleh perusahaan dari keuntungan yang diperoleh.

3. Tingkat investasi yang direncanakan. Jika perusahaan merencanakan investasi yang cukup besar untuk tahun berikutnya, maka dividen tidak akan dibagi atau dividen kecil. Sebaliknya, jika perusahaan tidak memiliki rencana untuk investasi pada tahun mendatang, maka dividen akan dibagikan lebih besar.

4. Pengawasan. Jika dilakukan pengawasan terhadap perusahaan sehubungan dengan ekspansi perusahaan, maka biasanya perusahaan itu akan menggunakan dananya dari laba perusahaan untuk ekspansi. Artinya, jika ini yang dilakukan, maka ekspansi dan perusahaan memperoleh keuntungan, maka dana keuntungan itulah yang digunakan, sehingga dividen kecil atau dividen tidak dibayar.

5. Ketentuan dari pemerintah. Biasanya ini dilakukan terhadap perusahaan milik pemerintah atau negara (BUMN). Kalau ditentukan lama harus ditahan, maka dividen tidak dibagikan atau dividen kecil, begitu pula sebaliknya.

Sementara itu, Sulindawati (2017) menjelaskan bahwa berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen:

1. Posisi Likuiditas Perusahaan

Faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham.

2. Kebutuhan Dana untuk Membayar Hutang

Hutang dapat dilunasi dengan mengganti hutang dengan hutang yang baru atau alternatif lain perusahaan harus menyediakan dana sendiri yang berasal dari keuntungan untuk melunasi hutang tersebut.

3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, semakin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut, makin besar kebutuhan dana waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan biasanya lebih senang untuk menahan pendapatannya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham dengan mengingat batasan- batasan biayanya.

4. Pengawasan terhadap Perusahaan

Dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan kontrol dari kelompok dominan di perusahaan.