Grup Bakrie Menambang Cuan di Lumbung Emas

KATADATA
Bakrie Tower | KATADATA
11/10/2021, 12.05 WIB

Kemudian, pada 2017 tingkat kerugian Bumi Resources Minerals tercatat mereda, meskipun sejumlah pos beban masih membengkak dan mengakibatkan rugi usaha. Pada 2018, kerugian perseroan menurun seiring dengan pendapatan yang juga menurun.

Meski begitu, perseroan mulai membenahi kinerja perusahaannya di 2019 dan berhasil menorehkan kinerja positif pada 2020. Meski ditimpa kesulitan di tengah pandemi, BRMS berhasil membukukan pendapatan dan laba bersih yang meningkat tahun ini.

Bumi Resources Mineral dan Grup Bakrie

BRMS merupakan perusahaan yang bergerak di sektor tambang dan fokus pada sumber daya mineral seperti batu bara, emas, seng, timah, dan logam lainnya. Lokasi penambangannya berada di Indonesia dan wilayah Afrika Barat.

Perusahaan tambang yang berdiri pada 6 Agustus 2003 tersebut, dulunya dikenal sebagai PT Panorama Timur Abadi. Panorama Timur Abadi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan penyedia pelumas bagi industri pertambangan.

Pada pertengahan 2009, kelola Panorama Timur Abadi diambil alih oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang kini menjadi induk usaha PT Bumi Resources Minerals. Sejak saat itu pula BRMS masuk dalam bagian gurita bisnis Grup Bakrie. Kantor pusat BRMS kemudian dipindahkan ke Gedung Bakrie Tower, Kuningan, Jakarta.

Aburizal Bakrie (Arief Kamaludin|KATADATA)

Meskipun begitu, melansir RTI hingga September 2021 kepemilikan BUMI pada saham perusahaan tambang emas ini tinggal 6,68 %. Kepemilikan saham terbesar justru ada di publik, yakni 37,62 %, disusul Wexler Capital Pte.Ltd sebanyak 15,74 % dan 1st Financial Company Limited 15,17 %.

Per 30 Juni 2021, struktur pemegang saham BRMS memang kedatangan penghuni baru. Emirates Tarian Global Ventures SPC mulai masuk sebagai pemegang saham BRMS pada kuartal II-2021 dan menguasai 12,33 %. Emirates Tarian Global merupakan special purpose vehicle (SPV) yang beralamat di kepulauan Cayman.

Sebelumnya, sempat beredar rumor kalau Grup Salim telah menandatangani non disclosure agreement (NDA) untuk mengoperasikan tambang emas milik BRMS. Rumor tersebut semakin kuat setelah muncul transaksi 6,31 juta saham BRMS di harga Rp 62 per saham pada pertengahan Desember 2020. Jumlah setara Rp 391,2 miliar tersebut ditransaksikan PT Net Sekuritas yang merupakan broker saham terafiliasi dengan Grup Salim.

BRMS memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penawaran umum saham perdana alias initial public offering pada 26 November 2010. Sebanyak 3,3 miliar saham perusahaan ditebar ke publik dengan harga Rp 635 per saham.

Saat ini, Bumi Resources Minerals juga menaungi beberapa anak perusahaan seperti Bumi Resources Japan Company Limited, PT International Minerals Company LLC, Calipso Investment Pte. Ltd., PT Citra Palu Minerals, PT Multi Capital, Sahara Resources Pte, Ltd., dan Lemington Investment Pte. Ltd.

Melansir RTI, pada perdagangan akhir pekan (8/10) saham BRMS ditutup koreksi 3,16 % ke level harga Rp 92 per lembar saham. Sedangkan secara year to date alias sepanjang 2021, saham tambang emas ini sudah naik 15,25%. Bahkan dalam lima tahun terakhir, saham emiten Grup Bakrie ini sudah naik 67,65%.

Penyumbang bahan: Nada Naurah (Magang)

Halaman: