Gurita bisnis Grup Djarum seakan-akan ingin menjamah seluruh sektor bisnis dalam satu genggaman. Melalui Blibli.com, lini bisnis e-commerce Grup Djarum, resmi mengambil alih usaha supermarket premium Ranch Market.
PT Supra Boga Lestari yang menaungi Ranch Market mengumumkan perubahan pengendali saham perusahaan dengan kode emiten RANC per 1 Oktober 2021. PT Global Digital Niaga (GDN) yang merupakan induk usaha Blibli resmi menyelesaikan pengambilalihan 51 % saham RANC atau sekitar 797,8 juta lembar saham.
Akuisisi saham Ranch Market tersebut dilakukan Blibli dengan mengambil porsi kepemilikan dari dari tujuh pemegang saham sekaligus. Alhasil, e-commerce Grup Djarum ini masuk ke bursa Tanah Air tanpa perlu melakukan penawaran saham perdana alias initial public officer (IPO). Langkah ini juga dikenal sebagai IPO jalur belakang, alias backdoor listing.
Untuk bisa backdoor listing, Global Digital Niaga harus merogoh kocek Rp 2 triliun, di mana saham-saham tersebut dibeli seharga Rp 2.500 per lembar saham. Sebelum aksi korporasi ini, GDN tidak memiliki saham di Supra Boga Lestari.
“Pengambilalihan ini tidak akan berdampak pada kondisi keuangan perseroan, namun mengakibatkan perubahan pengendalian,” kata Direktur Super Boga dalam keterangan resminya di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/10).
Melanjutkan langkah akuisisi tersebut, porsi kepemilikan saham RANC per 30 September 2021 berubah. Sebelumnya, 26,8% saham perusahaan retail tersebut dikuasai PT Wijaya Sumber, disusul 18,7 % milik PT Prima Rasa Inti dan 15,12 % dimiliki PT Gunaprima Karya Perkasa.
Adapun per 1 Oktober 2021, porsi kepemilikan saham Supra Boga Lestari paling banyak dikuasai Global Digital Niaga yakni 51 %. Sedangkan kepemilikan saham Wijaya Sumber turun menjadi 11,83 %, saham Prima Rasa Inti tersisa 11,83 % dan Gunaprima Karya Perkasa 4,65 %. Sementara publik menguasai 24,4 % saham RANC saat ini.
“Kami dari GDN telah menyelesaikan pengambilalihan 797,8 juta saham yang merupakan 51 % dari jumlah modal disetor dan modal ditempatkan dalam Supra Boga Lestari, melalui BEI pada 30 September 2021,” kata Direktur Utama Global Digital Niaga, Kusumo Martanto dalam keterangan resmi awal Oktober 2021.
Menilik Kinerja Bisnis Baru Grup Djarum
Supra Boga Lestari menaungi beberapa supermarket premium, seperti Ranch Market dan Farmers Market. Untuk menjawab tantangan tahun pandemi sejak Maret 2020, perseroan meluncurkan aplikasi belanja online, Get My Store yang merupakan rebranding dari aplikasi sebelumnya, KeSupermarket.com.
Tak sampai di sana, RANC juga menawarkan layanan belanja melalui WhatsApp dan layanan antar ke rumah. Hingga 2020, perusahaan tetap melancarkan ekspansi dengan membuka sebelas toko baru, sehingga totalnya mencapai 53 toko, yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Depok, Serpong, Cikarang, Surabaya, Semarang, Malang, Balikpapan, Samarinda, Pekanbaru, Palembang, Dumai, dan Ambon.
Melansir laporan keuangan, sepanjang Januari-Juni 2021, Supra Boga Lestari membukukan pendapatan turun 6,25 % menjadi Rp 1,48 triliun. Padahal, pendapatan periode yang sama tahun lalu Rp 1,6 triliun. Penyebabnya datang dari angka penjualan yang turun 7,6 % menjadi Rp 1,46 triliun.
Sementara itu, beban pokok pendapatan hanya turun tipis, yakni 8,5 % ke level Rp 1,08 triliun. Berdasarkan kinerja per Juni 2021 tersebut, RANC harus membukukan laba komprehensif melorot 66,6 % menjadi Rp 17,8 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, saham RANC masih mampu membukukan laba Rp 53,2 miliar.
Supra Boga sudah melantai di bursa Tanah Air sejak 7 Juni 2012, dengan melepas 156,45 miliar lembar saham ke publik. Adapun harga penawaran perdananya, yakni Rp 500 per lembar saham. Sepanjang 2021, saham RANC tumbuh 443,58 %. Hingga penutupan perdagangan Selasa (19/10), saham supermarket premium ini berada di level Rp 2.370 per saham, atau koreksi 0,42 % dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.
Grup Djarum Jadi Induk Baru Ranch Market
Global Digital Niaga atau GDN merupakan anak usaha dari PT Global Digital Prima (GDP) Venture yang merupakan perusahaan investasi, berfokus pada internet consumer milik Grup Djarum. Pemilik yang juga CEO dari GDP Venture, Martin Budi Hartono merupakan taipan generasi ketiga dari keluarga Hartono. Martin merupakan anak dari konglomerat Robert Budi Hartono, taipan Grup Djarum generasi kedua.
Mengutip laman resmi GDP, Martin Hartono diketahui memiliki hasrat kuat pada industri gim dan teknologi. Ini tercermin dari upayanya mengombinasikan berbagai pengalamannya sebagai Direktur Teknologi Bisnis Grup Djarum dan mendirikan GDP Venture pada 2010. Fokus perusahaan ini adalah membangun komunitas digital, media, perdagangan dan perusahaan solusi.
Blibli yang berdiri pada 2011 menjadi e-commerce atau produk pertama yang dikeluarkan GDN. Adapun model bisnis perusahaan yang identik dengan warna biru tersebut berfokus pada business to business to consumer atau B2B, B2C dan B2B2C.
E-commerce Grup Djarum tersebut bekerja sama dengan lebih dari 100 ribu mitra usaha, mulai dari kebutuhan primer, produk elektronik termasuk gadget, kebutuhan sehari-hari hingga produk untuk keperluan gaya hidup. Kecepatan pengiriman Blibli didukung armada BES dan 15 mitra logistik, serta 20 gudang dan 32 hub yang tersebar di kota-kota besar Indonesia.
Wall Street Journal versi Asia Tenggara pada edisi Oktober 2012 sempat merilis tulisan dan memilih Blibli.com sebagai satu dari 10 perusahaan startup teknologi teratas, alias Indonesia’s Top 10 Tech Start Ups. Saat itu, valuasi e-commerce ini mencapai US$ 10 juta atau sekitar Rp 14,1 triliun.
Terus melakukan inovasi, Blibli juga berkolaborasi dengan anggota Grup Djarum lainnya, yakni Bank Central Asia (BCA) untuk meluncurkan kartu kredit khusus, BCA Blibli Mastercard. Kerja sama tersebut mampu menunjang strategi omni-channel agar bersaing dengan e-commerce lain, seperti Shopee dan Tokopedia.
Omni-channel merupakan pendekatan pemasaran yang mengintegrasikan banyak kanal untuk memberikan pengalaman pelanggan secara efektif. "Kami andalkan omni-channel ini agar pelanggan mendapatkan nilai tambah," kata CO-Founder sekaligus CEO Blibli Kusumo Martanto saat konferensi pers virtual, Senin (11/10).
Tak hanya Blibli, GDN saat ini juga memiliki saham di beberapa perusahaan e-commerce dan perusahaan digital seperti Tiket.com, Halodoc, IDN Media, Kaskus, Kumparan, Cermati.com dan masih banyak lagi.