Konglomerat asal Malaysia bernama Tan Sri Koon Poh Keong merupakan raja aluminium di ASEAN. Dirinya menjabat sebagai Chief Executive Officer atau CEO Press Metal Aluminium Holdings Bhd.
Koon Poh Keong menjadi orang terkaya ketiga di Malaysia versi Forbes dengan kekayaan mencapai US$ 6,2 miliar atau setara Rp 92,52 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.923 per US$. Dia bersaing dengan Rio Tinto dan China Aluminium Corp.
Melansir dari Forbes, Koon Poh Keong bersama empat saudara laki-lakinya mengumpulkan US$ 50.000 untuk memulai perusahaan ekstrusi aluminium pada tahun 1986. Adapun, saudaranya yaitu Poh Ming merupakan wakil ketua eksekutif. Sementara itu, Poh Weng menjabat direktur eksekutif.
Ia mendirikan perusahaan bersama saudara-saudaranya dengan menyewa sebuah pabrik di Puchong, Selangor, sebuah negara bagian di pantai barat Semenanjung Malaysia. Press Metal Aluminium Holdings Bhd melebarkan pasarnya ke negara Cina, Australia, Eropa dan Amerika. Saat ini, perusahannya memasok hasil produksinya ke sektor teknologi, industri otomotif dan penerbangan, serta perusahaan makanan dan minuman.
Press Metal Aluminium Holdings Bhd berkembang dan menggunakan teknologi smelter. Inovasi teknologi tersebut berasal dari China. Ia mendirikan pabrik ekstrusi aluminium di China dengan kapasitas tiga kali dari kapasitas operasi Malaysia.
Melansir Tatler Asia, dia juga menandatangani kesepakatan jangka panjang untuk pembangkit listrik tenaga air murah di Sarawak. Tak hanya itu, Koon juga berhasil mempertahankan salah satu biaya operasi terendah di wilayah tersebut.
Perusahannya dianugerahi sebagai ekstruder aluminium pertama di Malaysia dengan sertifikasi MS ISO9001:2000 pada tahun 1993. Lalu pada tahun 1999, perusahaan melantai di Bursa Malyasia dan memprlebar sayap bisnisnya ke Inggris, Eropa, Australia, dan Selandia Baru.
Pada tahun 2011, produk perusahaannya yaitu aluminium dengan jenama PMS yang diproduksi oleh Mukah Aluminium Smelter telah berhasil terdaftar di London Metal Exchange sebagai aluminium primer bermitu tinggi. Selain itu, perusahaan membangun pabrik peleeburan aluminium di Samalanju Industrial Park, Bintulu, Sarawak dengan kapasitas 320.000 MT per tahun. Adapun, perusahaanya juga memiliki 25% saham PT Bintan Alumina Indonesia pada tahun 2020.