Presiden terpilih Brasil Luiz Inácio Lula da Silva disambut meriah peserta Konferensi Iklim PBB atau COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir, Rabu, 16 November 2022. Reuters menyebutnya seperti bintang rock setelah menyampaikan komitmen pemerintahannya untuk kembali terlibat aktif mengatasi perubahan iklim.
Brasil merupakan salah satu pemilik kawasan hutan hujan tropis terbesar di dunia. Di bawah kepemimpinan Presiden Jair Bolsonaro, Amazon, kawasan hutan terluas di negara itu mengalami deforestasi terbesar selama 15 tahun terakhir.
Lula da Silva mengajak negara pemilik kawasan hutan hujan tropis lainnya, seperti Indonesia dan Republik Demokratik Kongo membentuk aliansi. Ketiga negara menguasai 52% hutan tropis dunia. Aliansi ini bertujuan mencegah berkurangnya kawasan hutan yang disebabkan aktivitas pertambangan, perkebunan, maupun peternakan.
Dia juga mengusulkan agar COP30 pada 2025 mendatang digelar di Brasil. Sebagai pemegang Presidensi G20 pada 2024, dia berjanji akan menjadikan masalah iklim sebagai isu utama. Pemerintahannya juga akan membentuk Kementerian Masyarakat Adat, serta membuka kembali kerja sama dengan Jerman dan Norwegia untuk Amazon Fund.
Amazon Fund adalah sistem pembiayaan dari pihak luar kepada Brazil untuk menjaga bioma Amazon. “Agar orang yang menjaga Amazon dan menjaga iklim tahu keadaan daerah itu secara dekat,” katanya, dilansir dari Al Jazeera.
Siapa Lula Da Silva?
Aslinya bernama Luiz Inácio da Silva, lahir di Garanhuns, Pernambuco pada 27 Oktober 1945. Nama Lula baru disematkan beberapa tahun kemudian. Seperti disebutkan beberapa sumber, Lula lahir dari keluarga kelas pekerja. Semasa kanak-kanak, dia tidak mengenyam pendidikan formal karena harus membantu menghidupi keluarganya. Dia baru bisa lancar membaca pada usia 10 tahun.
Britannica menulis Lula da Silva pernah bekerja sebagai penyemir sepatu, pedagang kaki lima, hingga menjadi buruh pabrik untuk menambah pemasukan keluarganya. Pada usianya yang ke-19, dia mendapat pekerjaan di perusahaan logam Villares Metalworks dan bekerja di sana selama delapan tahun.
Kariernya di bidang politik dimulai dengan mendirikan mendirikan Partai Buruh sayap kiri pada 1980. Sejak saat itu, Lula da Silva mulai aktif di politik Negeri Samba. Dia tercatat tiga kali mengajukan diri sebagai calon presiden Brasil, yakni 1989, 1994, dan 1998.
Lelaki ini akhirnya berhasil memenangkan pemilu pada 2002 dan dilantik sebagai presiden awal 2003. Kemenangan pun berlanjut di pemilu 2006, sehingga dia menjadi presiden Brasil selama dua periode, yaknis pada 2002-2006 dan 2006-2010.
Pada Minggu, 30 Oktober 2022, namanya kembali melambung di jagat politik Brasil. Dia kembali duduk di kursi kepresidenan setelah mengalahkan petahana Jair Bolsonaro dengan selisih suara tipis 50,9% banding 49,1%. Lula da Silva akan dilantik menjadi presiden Brasil pada 1 Januari tahun depan.
Selama kepemimpinannya dua periode awal masa kepresidenannya Lula da Silva berhasil melahirkan kebijakan baru yang sukses mengatasi beberapa masalah di Brasil. Dua di antaranya adalah Bolsa Familia, sebuah program bantuan langsung tunai (BLT) dan Amazon Fund, pembiayaan bertujuan mencegah deforestasi hutan Amazon.
Sukses dengan Kebijakan BLT
Bolsa Familia berlaku sejak 2003 sebagai sebuah program BLT untuk keluarga kurang mampu. Ada tiga kategori bantuan yang ditawarkan, mulai dari Bolsa Escola berupa tunjangan pendidikan dan Cartão Alimentação yakni bantuan pangan. Kemudian Auxílio Gás alias bantuan kompensasi uang tunai seiring berakhirnya subsidi BBM.
Tidak semua keluarga Brasil berhak menerima Bolsa Familia. Ada beberapa syarat yang harus mereka penuhi seperti memastikan anak-anaknya bersekolah dan memberi vaksinasi. Kemudian bila tingkat absensi anak lebih dari 15% tanpa alasan khusus, maka keluarga tersebut akan dikeluarkan dari Bolsa Familia, serta dana bantuan akan ditangguhkan.
Dalam periode pertama kepemimpinan da Silva, program ini berhasil mengurangi tingkat kemiskinan di Brasil hingga 27,7%. Hingga akhir kepemimpinan da Silva, The Guardian mencatat bantuan tunai ini sudah diterima 26% warga Brasil atau setara 50 juta keluarga.
Selain itu, angka ketimpangan pendapatan Negeri Samba pun berkurang dalam satu dekade kepemimpinannya. Media tersebut bahkan menulis program ini merupakan salah satu skema transfer sosial terbesar di dunia.
Selamatkan Hutan Amazon
Pada periode kepemimpinannya yang kedua, tepatnya pada 2006, Lula da Silva menghadiri COP12 di Nairobi, Kenya. Dalam konferensi PBB, dia mengusulkan Amazon Fund. Sesuai namanya, pendanaan ini bertujuan memberi insentif bagi Brasil dan negara berkembang tropis lainnya, agar meningkatkan pengurangan sukarela emisi gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan.
Dua tahun berikutnya, pemerintah Brasil meresmikan pendanaan ini dengan adanya Dekrit Presiden nomor 6.527 pada 1 Agustus 2008. Dalam beleid ini disebutkan Amazon Fund adalah sistem pengumpulan donasi dengan sistem investasi yang tidak dapat dikembalikan, untuk mencegah, memantau, dan melawan deforestasi.
Selain itu juga bertujuan untuk mempromosikan konservasi hutan di bioma Amazon. Pada tahun yang sama, Brasil mengumumkan komitmen untuk mengurangi deforestasi Amazon hingga 80% di bawah angka baseline, selama 10 tahun ke depan.
Dukungan datang dari pemerintah Norwegia yang memberikan janji awal atau initial pledge sebesar US$ 1 juta. Pemerintah Brasil pun menunjuk Brasilian Development Bank (BNDES) sebagai instansi yang bertanggung jawab atas program Amazon Fund, berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup.
Program ini sempat berhenti pada pemerintahan Presiden Jair Bolsonaro, yang memimpin Brasil sejak 2019. Seperti dilansir dari laman Amazon Fund, Dekrit 9.759 yang berlaku pada 11 April 2019 menetapkan aturan badan administrasi publik federal, di mana dua komite yang mengurus Amazon Fund yakni Komite Pengarah Dana Amazon (COFA) dan Komite Teknis Dana Amazon ( CTFA) dinonaktifkan pada 28 Juni 2019.
Meski begitu, dalam laporan Amazon Fund 2021, program ini sudah menerima donasi sebanyak 3,4 juta real Brasil. Sebanyak 93,8% dari pemerintah Norwegia, 5,7% dari pemerintah Jerman melalui KfW, dan 0,5% dari BUMN minyak bumi Brasil, Petróleo Brasileiro S.A. (Petrobras).
Data terbaru Amazon Fund hingga akhir Agustus 2022 menunjukkan adanya dukungan dana sebanyak US$680 juta dan 86% di antaranya atau sentara US$ 586 juta sudah dicairkan. Dana tersebut digunakan untuk membiayai 102 proyek mulai dari tanah adat, unit konservasi, pendataan daerah pedesaan, pemukiman, hingga memerangi kebakaran ilegal.