Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY hilang kontak pada Selasa (7/2) pukul 6.35 WIT di Bandara Paro. Lima penumpang telah dievakuasi, namun pilot bernama Philip Max Marthin justru disandera pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Egianus Kogoya.
Sementara itu, aparat gabungan Tentara Nasional Indonesia dan Polri masih berupaya membebaskan Max Marthin. Egianus dilaporkan membakar pesawat milik Susi Air yang diawaki pilot berkebangsaan Selandia Baru itu.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Lodewijk F. Paulus mengatakan Papua saat ini berstatus darurat sipil karena serangan KKB di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan. Dengan status tersebut, maka pertanggungjawaban penguasa darurat sipil adalah Polri.
Sayap Militer Organisasi Papua Merdeka
KKB dalam kasus penyanderaan Pilot Susi Air mengacu pada Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), yang merupakan sayap militer dari Organisasi Separatisme Papua Merdeka atau OPM. TPNPB dibentuk pada 26 Maret 1973, setelah Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat 1 Juli 1971 di Markas Victoria.
Pembentuk TPNPB adalah Tentara Papua Barat, berdasarkan Konstitusi Sementara Republik Papua Barat yang ditetapkan 1971, pada Bab V bagian Pertahanan dan Keamanan. Sejak 2012 melalui reformasi TPN, Goliath Tabuni diangkat menjadi Panglima Tinggi TPNPB Papua.
Menjadi bagian dari OPM, TPNPB umumnya menggunakan taktik gerilya untuk menargetkan dan menghancurkan bangunan industri. Langkah tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap pembangunan yang dipimpin Indonesia.
Tak hanya itu, dalam melakukan penyerangan, kelompok ini kerap memanfaatkan parang, busur dan anak panah, kapak, revolver, hingga senapan dalam jumlah terbatas.
Melansir Antara, seorang tokoh masyarakat Papua, Nicolaas Jouwe, mengatakan para perwira Belanda menciptakan Gerakan Papua Merdeka (OPM) pada 1965, untuk menentang Indonesia dan mengganggu keamanan wilayah timur Indonesia.
"Saya pemimpin Dewan Pembebasan Nasional Papua Barat. Saya bukan anggota OPM. Padahal, OPM dibentuk oleh para perwira Belanda pada 1965 bertepatan dengan penumpasan PKI," kata Jouwe saat makan siang yang diselenggarakan Kantor Berita Antara di Jakarta, 2014 lalu.
Jouwe mengatakan, para perwira Belanda melatih para pemuda Papua untuk menjadi relawan dalam memerangi Indonesia. Di mana, pemuda Papua yang sudah dilatih, kemudian diminta oleh Belanda untuk mendirikan OPM.
Pimpinan TPNPB Kini dan Dulu
1. Egianus Kogoya
Melansir Tempo, Egianus Kogoya masih berusia 24 tahun dan menjadi Panglima Komandor Daerah Perang III Ndugama, bagian dari TPNPB. Kini, dia memimpin salah satu dari tujuh kelompok bersenjata aktif di Papua. Adapun, kelompok yang dipimpinnya beranggotakan sekitar 50 orang.
Umpama buah tak jatuh jauh dari pohonnya, Ayah Egianus, Daniel Yudas Kogoya merupakan tokoh yang aktif sebagai OPM. Orang tua Egianus dikabarkan terlibat dalam penculikan tim Ekspedisi Lorents 1996.
Sebelum terlibat kasus penyanderaan pilot Susi Air, Egianus disinyalir turut menjadi tokoh utama konflik di Papua Barat. Dia diketahui memimpin berbagai aksi penyerangan di Kabupaten Nduga, di antaranya:
1. Penembakan pesawat Twin Otter PHK-HVY milik Dimonim Air rute Timika-Kenyam, dan pesawat Tein Otter milik Triganan Air yang mengangkut logistik Pilkadan dan Brimob pada Juni 2018.
2. Penyanderaan beberapa guru dan tenaga medis di Distrik Mapenduma, Oktober 2018.
3. Penyekapan dan pembunuhan pekerja PT Istaka Karya di Bukit Puncak Kabo, Desember 2018.
4. Memimpin penyerangan Distrik Mugi dan menyebabkan tiga anggota TNI gugur dan tiga anggota Brimob, Maret 2019.
5. Membawa pasukannya menghalau rombongan TNI di Danauu Haberna dan menyebabkan dua prajurit gugur, Agustus 2019.
6. Adu senjata antara Egianus Kogoya dengan personel Marinir di Distrik Kenyam, 26 Maret 2022.
7. Penyerangan pesawat Sam Air di Bandar Udara Kenyam. Serangan dilakukan KKB dengan menembaki pesawat, hingga ban depan dan tangki rusak, 7 Juni 2022.
8. Membantai 12 warga Kampung Nogolait dan menewaskan 10 orang, termasuk pendeta setempat, 16 Juli 2022.
9. Sebelum insiden Susi Air, KKB sempat mengancam dan mengintimidasi 15 pekerja pembangunan Puskesmas Distrik Paro, 4 Februari 2023.
2. Goliath Tabuni
Panglima Tertinggi TPNPB Goliath Tabuni terpilih dan dilantik menjadi pimpinann TPNPB pada 11 Desember 2012 di Markas Tingginambut. Dia bersumpak di hadapan dewan militer Papua.
Goliat memiliki misi melawan militer Indonesia, hingga menewaskan puluhan TNI Polri di Puncakjaya Papua. Dia juga membunuh ratusan penduduk Papua yang diketahui tidak mendukung gerakan separatisme OPM.
Salah satu perang yang dipimpinnya adalah perang di Puncak Jaya, menggunakan sistem gerilya. Selama memimpin TPNPB, dia bermarkas di Tingginambut Puncak Jaya.