Sejarah Amman Mineral, Dari Divestasi Newmont, Kini Akan Go Public

Dokumentasi perseroan
Aktivitas tambang PT Amman Mineral International.
31/5/2023, 16.54 WIB

“Tambang Batu Hijau dan proyek Elang memiliki lokasi yang strategis untuk melayani pusat-pusat permintaan regional seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan,” tulis Amman Mineral dalam profil perusahaan yang terbit pada April 2023.

Berdasarkan kontrak kerjanya dengan pemerintah Indonesia, Newmont dan investor asing lainnya wajib melepas 51% dari saham mereka ke investor lokal. Raksasa pertambangan yang bermarkas di Denver, AS, itu mulai menegosiasikan penjualan saham PTNNT pada pertengahan 2000-an.

Reuters menulis, Newmont mematok pada 2009 nilai PTNNT secara keseluruhan di US$ 4,9 miliar (Rp 73,5 triliun). Divestasi PTNNT baru selesai pada 2016. PTNNT berganti nama menjadi PT Amman Mineral Nusa Tenggara seiring dengan pengambilalihan saham mayoritas oleh Amman Mineral Internasional.

Konsorsium antara PT AP Investment dan PT Medco Energi itu mengakuisisi lebih dari 80% sahamnya. Perusahaan pertambangan lokal PT Pukuafu Indah menguasai sisa sahamnya.

Pengembangan Fasilitas Pemurnian Tembaga

Amman Mineral International juga tengah mengembangkan fasilitas pemurnian (smelter) tembaga senilai US$ 982,9 juta. Fasilitas yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat ini direncanakan mulai beroperasi pada Desember 2024. Target ini terlambat dari jadwal awal, yaitu Juli 2023.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga tengah mengizinkan Amman Mineral International untuk tetap mengekspor bijih tembaga hingga Mei 2024. Perusahaan memperoleh penundaan larangan ekspor ini di tengah keterlambatan pengembangan fasilitas pemurnian.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman