Partai Amanat Nassional berencana mengumumkan bakal calon presiden pada Agustus 2023. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan akan mendukung capres yang sejalan dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Agar bisa melanjutkan pembangunan yang dikerjakan oleh Pak Jokowi,” kata Zulkifli, yang juga menjabat sebagai Menteri Perdangan, di Makassar pada Kamis (27/7) seperti dikutip dari Antara.
Jokowi sebelumnya menyatakan dukungannya untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Namun, Sang Presiden juga menunjukkan kedekatannya dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang diusung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
PAN juga berencana mengajukan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sebagai bakal calon wakil presiden. Kandidat lainnya adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
Sebelumnya, PAN tergabung ke dalam Koalisi Indonesia Bersastu (KIB) yang terdiri dari Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, koalisi ini terguncang setelah PPP berpaling ke PDIP untuk mendukung Ganjar.
Berdiri di Tengah Transisi Rezim pada 1998
PAN kerap masuk dalam kategori partai politik yang religius. Menurut Anggaran Dasar Pasal 4, partai yang bermarkas di Jakarta Selatan ini menjadikan “agama yang membawa rahmat bagi sekalian alam” sebagai landasan asas politiknya.
Berdiri pada 23 Agustus 1998, parpol tersebut muncul ketika Indonesia tengah memulai proses pemulihan demokrasi pasca-Orde Baru. Keruntuhan pemerintahan Presiden Soeharto yang otoriter bermuara ke kelahiran partai-partai baru pada tahun itu, termasuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Organisasi prodemokrasi Majelis Amanat Rakyat (Mara) merupakan cikal bakal dari PAN. Anggota-anggota Mara memutuskan untuk melanjutkan aktivismenya lewat partai politik setelah sukses berkontribusi ke pengunduran diri Presiden Soeharto.
Anggota Mara mencakup sastrawan Goenawan Moehamad dan ketua pimpinan pusat Muhammadiyah saat itu Amien Rais. Selain itu terdapat lebih dari 40 orang lainnya yang terlibat dalam pendirian PAN. Ini termasuk eks menteri Emil Salim, ekonom Faisal Basri, dan ekonom Rizal Ramli.
“Partai Amanat Nasional bertujuan mewujudkan Indonesia Baru yang menjunjung tinggi dan menegakkan nilai-nilai iman dan takwa, kedaulatan rakyat, keadilan sosial, kemakmuran, dan kesejahteraan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tulis partai tersebut dalam Anggaran Dasar Pasal 7.
Amien menjadi pemimpin pertama PAN yang menjabat hingga 2000. Aktivis sekaligus akademisi ini juga menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat antara 1999 dan 2004.
Seperti partai lainnya, PAN juga memiliki organisasi-organisasi sayap, yaitu PAN Muda untuk Indonesia, Perempuan Amanat Nasional, Penegak Amanat Reformasi Rakyat, dan Garda Muda Nasional.
Telah Duduk di DPR Sejak 1999
PAN mampu untuk mengirim perwakilan ke parlemen sejak 1999. Dalam Pemilihan Umum (Pemilu) pada 1999, partai bernuansa biru ini memperoleh 34 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan memenangkan 7,1% pangsa suara.
Pangsa suara yang diperoleh PAN cenderung menetap di level 6 dan 7% dalam Pemilu antara 1999 dan 2019. Pada 2019, pangsa suaranya turun ke 6,84% dari 7,6% pada Pemilu sebelumnya.
Saat ini, PAN tengah berfokus untuk memenangkan sejumlah daerah dalam Pemilu 2024. Partai ini telah berusaha memikat pemilih dengan beragam cara, termasuk merilis lagu yang khas dengan lirik “PAN, PAN, PAN.”
“Teman-teman di partai tentu bisa kerja lebih keras lagi,” kata ketua umum yang akrab disapa Zulhas itu.