Sempat Naik Tinggi, IHSG Turun 1,6% karena Aksi Ambil Untung Investor
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan pertama bulan ini, Rabu (1/4), turun 1,61% ke level 4.466,03. Padahal, sepanjang sesi pertama, indeks sempat naik hingga 1,94% ke level 4.627,41.
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa koreksi indeks di pengujung perdagangan lantaran aksi profit taking investor. Hal ini didorong rilis data PMI Caixin manufaktur Tiongkok yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi negeri Panda setelah dihantam pandemi corona.
Di sisi lain, aksi profit taking juga dilakukan pasca hasil perilisan data-data inflasi di tanah air yang masih dikategorikan stabil. Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Maret 2020 mencapai 0,10% secara bulanan, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,28%.
"Sementara itu, hasil data PMI manufaktur Indonesia menunjukkan terjadinya kontraksi dari ekspansi di tengah-tengah meningkatnya wabah Covid-19 di tanah air," kata Nafan kepada Katadata.co.id.
(Baca: IHSG Sesi I Naik Tipis 0,3% di Tengah Penurunan Bursa Saham Asia)
Pada perdagangan hari ini, tercatat ada 6,11 miliar unit saham yang ditransaksikan dengan total nilai transaksi Rp 7,29 triliun. Penurunan indeks ini disebabkan oleh 267 saham yang turun, sedangkan 129 saham lainnya naik, dan 131 saham stagnan.
Beberapa sektor menjadi penyebab penurunan indeks, salah satunya properti yang turun 2,8%. Saham Pollux Properti Indonesia (POLL) turun 6,88% menjadi Rp 10.150 per saham. Saham Summarecon Agung (SMRA) juga turun hingga 7% menjadi Rp 372 per saham. Sama PP (PTPP) juga turun 6,36% menjadi Rp 515 per saham.
Sementara, sektor aneka industri juga menjadi pendorong penurunan indeks dengan terkoreksi 2,46%. Saham yang menjadi penyebab turunnya sektor ini yaitu Astra International (ASII) sebesar 3,33% menjadi Rp 3.770 per saham. Begitu pula dengan anak usahanya Astra Otoparts (AUTO) yang turun 1,91% menjadi Rp 770 per saham.
Sementara, saham-saham berkapitalisasi besar lainnya seperti Bukit Asam (PTBA) yang turun 5,96% di harga Rp 2.050 per saham, Perusahaan Gas Negara (PGAS) turun 5,16% menjadi Rp 735 per saham, lalu Bank Negara Indonesia (BBNI) turun 3,66% menjadi Rp 3.680 per saham, serta Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun 2,98% menjadi Rp 2.930 per saham.
(Baca: Sempat Dibuka Turun, IHSG Berhasil Bangkit Naik ke Level 4.618)
Penurunan bursa dalam negeri juga sejalan dengan bursa saham Asia yang berakhir di zona merah. Seperti indeks Shanghai Composite di Tiongkok turun 0,57%, indeks Nikkei 225 di Jepang turun 4,5%, Kospi di Korea Selatan turun 3,94%.
Begitu pula dengan indeks Hang Seng di Hong Kong dan indeks Straits Times di bursa Singapura yang masing-masing turun 2,19% dan 1,65%. Hanya indeks PSEi di bursa Filipina yang mengakhiri perdagangan di zona hijau, naik 1,64%.