Bursa Kawasan Asia Turun, IHSG Dibuka Anjlok Nyaris 5%

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Ilustrasi, warga mengamati layar informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok nyaris 5% seiring penurunan indeks bursa saham di Asia.
30/3/2020, 10.24 WIB

Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan pertama pekan ini, Senin (30/3) dibuka anjlok hingga 4,9%. Bahkan, indeks saham sempat turun hingga menyentuh level 4.322,64.

Penurunan IHSG sejalan juga dengan bursa Asia lainnya yang terpukul pada perdagangan hari ini. Hingga pukul 09.30 WIB, Nikkei 225 Index turun hingga 3,23% dan Hang Seng Index turun 1,36%. Sedangkan Shanghai Composite Index turun 1,22% dan Strait Times Index juga turun 3,64%.

Bursa Efek Indonesia mencatat total volume saham yang diperdagangkan hingga pukul 09.30 WIB sebanyak 857,17 juta unit saham dengan nilai transaksi sejauh ini Rp 1,15 triliun. Sejalan dengan penurunan indeks, tercatat ada 265 saham yang turun dan hanya 47 saham yang menguat, sedangkan 79 saham sisanya stagnan.

Beberapa saham menekan IHSG hari ini diantaranya PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang turun hingga 6,96% di harga Rp 428 per saham. Lalu, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) juga turun 6,92% di Rp 1.345 per saham.

Saham PT Astra International Tbk (ASII) pun turun 6,62% di Rp 3.810 per saham. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga anjlok 6,62% di Rp 6.350 per saham.

(Baca: BEI Kurangi Waktu Perdagangan, Dianggap Tak Akan Pengaruhi Laju IHSG)

Saham bank milik pemerintah pun menekan laju indeks, seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) turun 6,88% di Rp 4.600 per saham. Lalu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turun 6,81% di Rp 3.010 per saham.

Begitu pula PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) yang masing-masing turun 6,77% di Rp 3.720 per saham dan 6,74% di Rp 830 per saham.

Penurunan ini sejalan dengan prediksi analis Panin Sekuritas William Hartanto yang mengatakan ajloknya bursa karena investor melancarkan aksi ambil untung alias profit taking. "Waspada profit taking lanjutan. Penguatan IHSG pada perdagangan kemarin menunjukkan bahwa IHSG masuk masa jenuh beli," katanya melalui riset tertulis.

Prediksinya mengenai aksi ambil untung, mengingat sepekan lalu IHSG telah menguat hingga 8,35%. Sepanjang pekan lalu, IHSG mengalami volatilitas cukup tinggi bak roller coaster. Sempat anjlok anjlok 4,9%, IHSG justru berbalik arah pada akhir pekan lalu hingga 10,19%.

(Baca: IHSG Diprediksi Turun Lagi, Dipengaruhi Aksi Ambil Untung dan Corona)

Reporter: Ihya Ulum Aldin