Sejumlah analis memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (4/1), masih akan melanjutkan tren koreksinya pada perdagangan Senin (3/2) sebesar 0,94% ke level 5.884,17.
Artinya, sepanjang tahun ini, IHSG sudah turun hingga 6,59% mengikuti kejatuhan bursa global yang tertekan sentimen virus corona. Investor khawatir wabah virus mematikan ini akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan global.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi memprediksi IHSG hari ini turun dengan level support dan resistance pada rentang 5.850 - 5.940. "Kami masih perkirakan IHSG berpotensi tertekan meskipun harapan teknikal rebound tetap ada," ujarnya.
Adapun beberapa saham yang dia rekomendasikan kepada investor di antaranya Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP), Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), Kalbe Farma Tbk (KLBF), Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
(Baca: Bursa Asia Tertekan, IHSG Jatuh ke Level Terendah dalam 9 Bulan)
Senada, analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan pun memprediksi IHSG turun dengan level support di kisaran 5.860 - 5.835, sedangkan level resistance di kisaran 5.967 - 5.926. "Tren pelemahan masih akan berlanjut, namun akan mulai terbatas," kata Dennies.
Beberapa saham layak diperhatikan oleh investor menurut analisis teknikalnya di antaranya Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Barito Pacific (BRPT), dan Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Sementara itu analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama berdasarkan analisis teknikalnya menilai ada peluang rebound pada pergerakan IHSG. "IHSG berpeluang menuju ke resistance terdekat di rentang 5.939 - 6.022," katanya. Adapun, area support IHSG berada pada rentang 5.840 - 5.767.
Beberapa saham pilihan Nafan agar diperhatikan investor hari ini di antaranya Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), dan Waskita Karya Tbk (WSKT).
(Baca: Dihantam Virus Corona Usai Libur Imlek, Bursa Tiongkok Rontok 8,73%)
Tidak hanya IHSG, laju bursa saham global sepanjang tahun ini tertekan sentimen virus corona meskipun ada sentimen positif lainnya yakni perjanjian dagang tahap I Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Namun sentimen positif tersebut tidak mampu mengatasi ketakutan investor terhadap potensi virus corona menekan pertumbuhan ekonomi global.
Analis pun menilai koreksi pada bursa saham utama Tiongkok, indeks Shanghai Composite, sebesar 7,72% kemarin, lebih karena akumulasi tekanan jual selama libur tahun baru Imlek. "Reaksi pasar masih cukup masuk akal, tidak ada kepanikan dan aksi jual saham yang tidak terkait virus corona," kata analis Pala Asset Management David Nietlispach seperti dilansir Reuters.
Beberapa bursa global bahkan mulai menunjukkan rebound. Seperti Wall Street yang menutup perdagangan Senin dengan gemilang. Indeks Dow Jones naik 0,51%, S&P 500 naik 0,73%, dan Nasdaq naik 1,73%, termasuk indeks Hang Seng yang naik 0,17%. Indeks benua biru pun ditutup lebih tinggi dengan indeks FTSE 100 naik 0,55% dan indeks Xetra Dax naii 0,49%.
(Baca: Saham Blue Chip Rontok, Karena Penyelesaian Pembubaran Reksa Dana?)