Harga saham emiten sektor peternakan ayam, Japfa Comfeed (JPFA) dan Malindo Feedmil (MAIN), dinilai cukup menarik. Ini seiring harga ayam broiler yang diperkirakan akan mengalami peningkatan pada Februari mendatang.
Analis Mirae Asset Sekuritas Emma A. Fauni menyebut valuasi JPFA dan MAIN saat ini cukup menarik. "Prediksi P/E ratio 2020 JPFA dan MAIN masing-masing 9,5 kali dan 6,5 kali," kata dia dalam analisis tertulisnya, Jumat (31/1).
Adapun harga saham JPFA dan MAIN berada di bawah tekanan sejak November 2019. Hal ini imbas kekhawatiran para investor terhadap beberapa isu seperti harga ayam broiler yang melemah dan wabah virus corona.
(Baca: Gara-gara Virus Corona, Dana Asing Lari Rp 1,85 T dan IHSG Rontok 1,9%)
Namun, harga ayam broiler diperkirakan akan kembali naik seiring kebijakan pemerintah yang meminta 43 perusahaan unggas menarik 13 juta telur per minggu dari mesin tetas, sepanjang Januari ini.
"Angka (penarikan) ini jauh lebih besar daripada sebelumnya. Kami kira ini mungkin akan meningkatkan harga broiler di Februari," kata Emma.
Dia sendiri menilai pemerintah mempunyai intensi untuk menjaga harga ayam di tingkat peternak agar tidak jatuh terlalu dalam lagi. Dengan demikian, ia memprediksi akan ada instruksi pemusnahan bibit ayam yang tidak memenuhi kriteria (culling) lebih lanjut untuk menyesuaikan pasokan ayam di pasar.
(Baca: Kerek Harga Ayam, Perusahaan Peternakan Sepakat Tahan Penjualan)
Seperti disinggung Emma, harga saham JPFA dan MAIN tertekan mulai November tahun lalu. Harga saham JPFA sempat naik pada pertengahan Januari ini, namun kembali berbalik turun. Sedangkan harga saham MAIN tercatat relatif landai setelah turun pada November lalu. Namun kembali berada dalam tren turun tiga pekan ini.
Pada akhir Januari ini, harga saham JPFA ditutup Rp 1.500, turun 12,5% dari posisi penutupan pada 16 Januari yang sebesar Rp 1.715. Sedangkan harga saham MAIN tercatat ditutup Rp 895 pada akhir Januari ini, turun 15,96% dari posisi 7 Januari lalu yang sebesar Rp 1.065.