Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 29 perusahaan yang masuk dalam pipeline untuk melantai di bursa saham melalui skema penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) per 30 Januari 2020.
Berdasarkan data yang diterima dari Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, jumlah tersebut terdiri dari 11 perusahaan besar dengan aset di atas Rp 250 miliar, 12 perusahaan menengah dengan aset Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, dan 6 perusahaan kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar.
Meski tidak dijabarkan nama-nama perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO tersebut, tapi dalam dokumen tersebut disebutkan bidang usaha perusahaan-perusahaan tersebut, yakni 11 perusahaan properti, real estate, dan konstruksi bangunan; 9 perusahaan di sektor perdagangan.
Kemudian, dari sektor finansial, infrastruktur, dan konsumer, masing-masing ada 2 perusahaan. Sedangkan dari sektor aneka industri, industri dasar, dan agrikultur, masing-masing 1 perusahaan.
(Baca: Bersiap IPO, Startup Tiket.com Galang Pendanaan Baru)
Selain rencana IPO, daftar tersebut juga menyebutkan ada 12 perusahaan yang bakal mencari pendanaan melalui instrumen surat utang maupun sukuk dengan total nilai emisinya Rp 8,5 triliun.
Adapun BEI secara keseluruhan menargetkan 78 perusahaan perdana mencari pendanaan melalui pasar modal tahun ini, baik melalui IPO, maupun melalui pencatatan efek lainnya.
Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi mengatakan bahwa target tersebut terbilang konservatif karena hanya naik sedikit dari capaian 2019 yakni sebanyak 76 perusahaan. "Ada kenaikan target tapi konservatif," kata Inarno di gedung BEI pada akhir 2019.
Dari 76 perusahaan yang perdana melantai di bursa pada 2019, mayoritas berasal dari IPO 55 perusahaan dengan raihan dana segar sebesar Rp 14,77 triliun. Kemudian 14 perusahaan yang mencatatkan exchange traded fund (ETF) baru, lalu 2 efek beragun aset (EBA), 2 obligasi, 2 dana investasi real estate berbentuk kontrak investasi kolektif (DIRE-KIK), dan 1 dana investasi infrastruktur berbentuk kontrak investasi kolektif (DINFRA).
(Baca: Segera IPO, Perusahaan Migas Sele Raya akan Genjot Produksi Gas)