IHSG Diprediksi Lanjutkan Pelemahan, Saham Beberapa BUMN Direkomendasi

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Pegawai melintas di depan layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/10/2019).
21/1/2020, 07.05 WIB

Para analis pasar modal memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan kembali terkoreksi pada perdagangan Selasa (21/1). IHSG melemah 0,74% ke level 6.245 pada perdagangan kemarin.

Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan IHSG hari ini masih berpotensi mengalami tekanan. “Meskipun berkesempatan tertahan di area support level dengan rentang support dan resistance 6.218 hingga 6.286," kata dia dalam riset tertulisnya.

Beberapa saham yang masih dapat dicermati secara teknikal di antaranya Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO), Ultrajaya Milk Industry (ULTJ), Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), Erajaya Swasembada (ERAA), Wijaya Karya (WIKA), dan Telekomunikasi Indonesia (TLKM).

(Baca: Menelusuri Investasi Asabri yang Terpuruk di Saham Gorengan)

Senada, analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan juga menilai IHSG hari ini akan bergerak di zona merah dengan rentang support di level 6.219 hingga 6.193. Sedangkan peluang resistance di rentang 6.339 hingga 6.292.

"Akan ada kelanjutan tren pelemahan dalam jangka pendek. Investor akan cenderung wait and see terhadap pengumuman suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed," kata dia dalam riset tertulisnya.

Rekomendasi saham dari Dennies di antaranya Aneka Tambang (ANTM), Indofood Sukses Makmur (INDF), dan Indika Energy (INDY).

(Baca: Pacu Perdagangan Saham Pilihan, BEI Kaji Penghapusan Biaya Transaksi)

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama pun menilai masih ada potens pelemahan IHSG. "Mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke support terdekat," ujarnya.

Area support diperkirakan berada pada rentang 6.239 hingga 6.218. Sedangkan area resistance pada rentang 6.304 hingga 6.336.

Rekomendasi saham dari Nafan antara lain, Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Cimb Niaga (BNGA), Ciputra Development (CTRA), Sri Rejeki Isman (SRIL), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), dan Wijaya Karya (WIKA).

Reporter: Ihya Ulum Aldin