Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,34% ke level 6.296 pada penutupan perdagangan hari ini (13/1). Indeks ditopang pergerakan saham sektor aneka industri yang naik 1,03%.
Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) misalnya, naik 1,46% menjadi Rp 6.925 per lembar. Lalu, harga saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) meningkat 4,65% menjadi Rp 270 per lembar.
Namun, saham sektor industri dasar menurun 1,38% pada perdagangan hari ini. Salah satunya, harga saham PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) turun 3,45% menjadi Rp 7.000 per lembar. Begitu juga harga saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) terkoreksi 5,10% menjadi Rp 1.210 per lembar.
(Baca: Jelang Damai Dagang AS-Tiongkok, IHSG Awal Pekan Diramal Menguat )
Sepanjang perdagangan hari ini, nilai transkasi di pasar saham mencapai Rp 6,71 triliun yang berasal dari 10,29 miliar saham ditransaksikan. Ada 176 saham yang bergerak naik, namun 225 lainnya terkoreksi.
Investor asing tercatat melakukan beli saham di pasar reguler senilai Rp 380,41 miliar. Sedangkan, aksi beli saham oleh asing di pasar negosiasi dan tunai sebesar Rp 128,75 miliar. Secara keseluruhan, penanam modal asing membukukan beli bersih Rp 251,66 miliar.
Kenaikan IHSG pada perdagangan hari ini, sejalan dengan bursa saham di kawasan Asia lainnya. Hang Seng Index dan Shanghai Composite Index masing-masing menguat 1,11% dan 0,75%. Sedangkan, Strait Times Index terkoreksi 0,15%.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee sempat memperkirakan, IHSG berpeluang bergerak terkonsolidasi menguat pada pekan ini. Ia memprediksi, IHSG berada pada level support 6.270 sampai 6.218, dengan area resistance di rentang 6.295 sampai 6.337.
"Sebaiknya pelaku pasar melakukan SOS atau penjualan ketika pasar mengalami penguatan," kata dia dalam laporannya.
(Baca: IHSG Diramal Menguat, Saham Properti dan Farmasi Dapat jadi Pilihan)
Menurut dia, beberapa sentimen bakal memengaruhi laju IHSG pada perdagangan pekan ini. Pasar menanti sentimen positif yang datang dari penandatanganan kesepakatan perdagangan antara AS dengan Tiongkok yang digelar pada 15 Januari 2020.
Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He dikabarkan akan bertolak ke Washington untuk menandatangani perjanjian fase pertama tersebut. Kesepakatan dagang sebelumnya sudah tercapai pada pertengahan Desember tahun lalu.
Oleh karena itu Hans menilai, penandatangan perjanjian dagang fase satu ini bisa menjadi sentimen positif, meski euforianya hanya berlangsung jangka pendek di pasar. Sebab keduanya masih memiliki perbedaan dan isu tarif juga masih menjadi hambatan, sehingga berpotensi menciptakan konflik baru.
Sentimen lainnya yang mampu mendorong IHSG pekan ini menguat yaitu seiring dengan meredanya tensi ketegangan antara Amerika Serikat dengan Iran, pasca-serangan udara AS yang menewaskan Jenderal Qassem Soeimani. "Tetapi faktor kejutan masih sangat mungkin terjadi seperti statement dan potensi konflik lanjutan," kata Hans.
(Baca: Dibayangi Konflik AS-Iran & Perlambatan Ekonomi, IHSG Hari Ini Stagnan)