Beberapa analis memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang menguat pada perdagangan terakhir tahun ini, Senin, 30 Desember 2019. IHSG telah mengalami tren penguatan dalam sebulan belakangan. Sepanjang Desember, IHSG telah menguat 5,28% hingga ditutup pada level 6.329,31 pada Jumat, pekan lalu.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Nugroho Fitriyanto memprediksi IHSG masih akan melanjutkan penguatan. Namun, penguatan tersebut bakal terbatas karena IHSG sudah naik cukup tinggi sepanjang bulan ini.
"Penguatan ini diperkirakan masih akan didorong oleh sentimen window dressing, di mana IHSG berpotensi untuk menguji resistance kuat di 6.440," kata Nugroho dalam riset tertulisnya. Adapun area support untuk perdagangan hari ini diperkirakan berada pada rentang level antara 6.306 hingga 6.293.
(Baca: Sentimen Global Beragam, IHSG Diramal Naik hingga Tutup Tahun)
Rekomendasi saham dari Nugroho antara lain H.M. Sampoerna (HMSP), Adaro Energy (ADRO), dan Charoen Pokphand (CPIN).
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama pun memprediksikan kenaikan IHSG. "Sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat," ujar Nafan dalam riset tertulisnya.
Menurut dia, IHSG hari ini berpotensi untuk bergerak di area resistance dengan rentang antara 6.348 hingga 6.404. Sedangkan area support antara 6.283 hingga 6.239.
Rekomendasi saham dari Nafan antara lain Ace Hardware (ACES), Bank BRISyariah (BRIS), Ciputra Development (CTRA), Kimia Farma (KAEF), Mayora Indah (MYOR), dan Summarecon Agung (SMRA).
Sedangkan Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memprediksikan IHSG bergerak terkonsolidasi, meskipun masih ada peluang penguatan. Ia memprediksikan area support dan resistance IHSG hari ini berada pada rentang 6.300 hingga 6.350.
(Baca: 40 Perusahaan Masuk Daftar Calon Emiten, Incar Dana Total Rp 15 T)
"IHSG hari ini akan bergerak terkonsolidasi dengan pengujian target resistance 6.350," kata dia dalam riset tertulisnya.
Menurut dia, investor akan berhati-hati pada hari terakhir perdagangan tahun ini. Sehingga, banyak pelaku pasar yang lebih memilih untuk bersikap wait and see di tengah sepinya aktivitas trading.
Saham-saham yang dinilai Lanjar masih cukup menarik secara teknikal di antaranya Charoen Pokphand (CPIN), Bank Tabungan Negara (BBTN), Bank Cimb Niaga (BNGA), Bank Permata (BNLI), Puradelta Lestari (DMAS), Adhi Karya (ADHI), Wijaya Karya (WIKA), Media Nusantara Citra (MNCN), dan Mitra Adiperkasa (MAPI).