Rasio Keuangan Terjaga, Prospek Utang WIKA Naik Jadi Stabil

Katadata
Fitch Ratings menaikkan outlook surat utang jangka panjang WIKA dari negatif menjadi stabil. Sedangkan peringkat surat utang jangka panjangnya di level BB.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
6/12/2019, 20.25 WIB

Lembaga Pemeringkat Kredit Internasional, Fitch Ratings menaikkan outlook PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang sebelumnya negatif menjadi stabil. Fitch juga mengukuhkan peringkat surat utang jangka panjang (Long-term Issuer Default Rating) WIKA di level BB dan AA-(idn) untuk peringkat nasional jangka panjang (national long-term rating).

Direktur Keuangan WIKA, Ade Wahyu mengatakan bahwa rating perusahaan yang berada pada level BB dan outlook stabil  menegaskan keberhasilan perusahaan dalam menjaga kesehatan rasio keuangannya.

Hal ini dibuktikan dengan rasio utang berbunga (gearing) perusahaan yang hingga triwulan III 2019 berada pada posisi yang rendah yaitu pada level 1,19x, dibandingkan dengan batas utang berbunga perusahaan (covenant) sebesar 2,5x.

"Capaian ini akan semakin meyakinkan investor bahwa WIKA memiliki kemampuan untuk memenuhi segala kewajibannya," kata Ade melalui siaran resmi yang diterima Katadata.co.id, Jumat (6/12).

(Baca: WIKA Bakal Bangun Menara di Senegal Senilai Rp 3,9 Triliun)

Rating beserta outlook yang disampaikan juga mencerminkan kepercayaan Fitch Ratings bahwa WIKA akan terus bertumbuh di masa mendatang. Hal itu sejalan dengan kebijakan pemerintah yang akan terus menggenjot pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Apalagi pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,4 - 6% per tahun dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020 - 2024. Untuk mencapai target tersebut diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp 37.000 triliun.

Dalam RPJMN 2020-2024 kebutuhan investasi untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan diperkirakan mencapai Rp 1.700 triliun. Sementara itu pemerintah juga berencana memindahkan ibukota ke Kalimantan Timur dengan anggaran pembangunan mencapai Rp 466 triliun.

Rangkaian Proyek Garapan WIKA

Dalam portofolio proyeknya, WIKA menggarap berbagai proyek prestisius di dalam negeri. Emiten konstruksi ini menjadi satu-satunya kontraktor lokal yang mengerjakan proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung, kontraktor utama proyek tol pertama di Kalimantan yang menghubungkan Balikpapan dan Samarinda, serta Tol Bangkinang - Pangkalan dari Tol Trans Sumatera.

(Baca: WIKA Anggarkan Belanja Modal Rp 16 Triliun Tahun Depan)

WIKA juga menggarap pembangunan tahap pertama proyek Goree Tower di Senegal, Afrika Selatan, bersama perusahaan lokal, L'Agence De Gestion Du Patrimoine Bati De L’Etat. Proyek ini bernilai € 50 juta atau sekitar Rp 782,1 miliar. Adapun nilai kontrak keseluruhan proyek ini mencapai € 250 juta atau sekitar Rp 3,9 triliun.

"Proyek prestisius kawasan mixed-used building dengan tipe proyek full design and build  ini akan dikerjakan oleh WIKA selaku kontraktor utama," kata Direktur Operasi III WIKA Destiawan Soewardjono dalam keterangan resmi, Selasa (2/12).

Proyek ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan bisnis awal yang dilakukan antara WIKA dengan pemerintah Senegal  dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau LPEI pada acara Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) di Bali, Agustus 2019 lalu.

Pembangunan proyek ini diperkirakan memakan waktu 24 bulan. Adapun pengerjaan proyek, mencakup pembangunan hotel bintang 5 dengan 33 lantai, sky dining, gedung perkantoran, convention center, dan residential apartement.

(Baca: WIKA, BUMN Infrastruktur dengan Pertumbuhan Laba Terbesar Kuartal III-2019)

Reporter: Ihya Ulum Aldin