IHSG Sesi I Turun 0,57%, Dibayangi Aksi Demostrasi Mahasiswa

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. IHSG pada sesi I hari ini, Senin (30/9) terkoreksi 0,57% karena tekanan dari dalam negeri dengan masih maraknya aksi demonstrasi mahasiswa, serta sentimen luar dari perkembangan politik AS dan hubungan AS dan Tiongkok yang memanas meski perundingan dagang terus berlanjut.
Penulis: Happy Fajrian
30/9/2019, 13.25 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I siang ini, Senin (30/9), terkoreksi 35,61 poin atau 0,57% ke level 6.161,27. Koreksi IHSG salah satunya dipengaruhi oleh sentimen dari dalam negeri dengan maraknya aksi demonstrasi mahasiswa.

Disamping itu, kondisi eksternal yang kurang kondusif juga turut menekan laju IHSG sepanjang pekan ini, seperti kondisi politik yang memanas di Amerika Serikat (AS) terkait pemakzulan Presiden Donald Trump, serta perkembangan hubungan dagang AS-Tiongkok yang berpotensi semakin panas.

“Pergerakan IHSG pekan ini diperkirakan rawan melemah (turun) akibat memanasnya politik di AS terkait pemakzulan Presiden Trumo dan akse demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah,” kata analis Valbury Sekuritas Alfiansyah, Senin (30/9).

Seperti diketahui mahasiswa berencana kembali menggelar aksi demonstrasi di depan gedung parlemen RI untuk menolak pengesahan revisi Undang-Undang (UU) tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan revisi UU Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

(Baca: IHSG Hari Ini Diprediksi Menguat, Saham Konsumer Masuk Rekomendasi)

Pada aksi demonstrasi sebelumnya, yakni pada Senin (23/9) yang berlangsung hingga Selasa (24/9), pasar bereaksi negatif dengan IHSG terkoreksi hingga 1,51% dibandingkan posisi penutupan Jumat (20/9) ke level 6.137,61 serta investor asing menarik dananya dari bursa hingga nyaris Rp 1 triliun.

Sementara itu dari eksternal, ketidakpastian masih menyelimuti dari kondisi politik di AS. Posisi Donald Trump sebagai presiden berada di ujung tanduk lantara parlemen AS kini memulai langkah penyelidikan mosi tidak percaya alias impeachment untuk untuk memakzulkan presiden kontroversial itu.

Halaman: