Bursa Saham Amerika Naik 1% Setelah Alami Kejatuhan Terbesar Tahun Ini

ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Kelly
Pedagang saham bekerja di lantai bursa di New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City, Amerika Serikat.
7/8/2019, 07.01 WIB

Indeks di bursa saham Amerika Serikat (AS) mulai rebound setelah mengalami kejatuhan terbesar tahun ini pada Senin (5/8) waktu setempat. Ini seiring langkah People’s Bank of China (PBOC) menstabilisasi yuan dan pernyataan Washington bahwa pihaknya masih menanti pertemuan dengan negosiator Tiongkok pada September mendatang.

Wall Streets naik ke atas 1% pada perdagangan Selasa (6/8) waktu setempat. Dow Jones ditutup naik 1,21%, setelah anjlok 2,9% sehari sebelumnya; S&P 500 naik 1,3%, setelah anjlok 2,98% sehari sebelumnya; Nasdaq Composite naik 1,39%, setelah anjlok 3,47% sehari sebelumnya; NYSE Composite naik 1,05%, setelah turun 2,67% sehari sebelumnya. Hanya S&P/TSX Composite yang melanjutkan penurunan sebesar 0,75%, dari sehari sebelumnya turun 0,64%.

Gubernur PBOC Yi Gang menyatakan tidak akan menggunakan nilai tukar mata uang sebagai alat di tengah memanasnya konflik dagang dengan AS. Kejatuhan yuan hingga 1,14% ke level terendah dalam 11 tahun diklaim sebagai akibat dari reaksi pasar, bukan karena manipulasi otoritas.

(Baca: Terkoreksi Sejak Awal Agustus, IHSG Hari ini Berpeluang Rebound)

Bloomberg memberitakan PBOC telah meyakinkan sejumlah eksportir bahwa yuan tidak akan terus melemah signifikan. Dengan demikian, kemampuan perusahaan untuk membeli dan menjual dolar akan kembali normal. Yuan ditutup di level 7,01 per dolar AS kemarin, sedikit menguat dibandingkan sehari sebelumnya yang ditutup di level 7,05 per dolar AS. Sebelum kejatuhan, yuan berada di kisaran 6,8 per dolar AS.

Di sisi lain, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlaw menyatakan AS tetap berkomitmen untuk melakukan pembicaraan dagang dengan pejabat Tiongkok pada September.

Meski begitu, kekhawatiran akan perang dagang dan perang mata uang masih membayangi pasar. “Perang dagang tetap menjadi yang paling diperhatikan. Saat ini, detail dan pernyataan dari kedua belah pihak adalah yang dibutuhkan untuk menenangkan pasar yang volatil,” kata Currency Strategist Oanda Corp Alfonso Esparza, seperti dikutip Bloomberg.

Sejalan dengan bursa saham yang mulai rebound, dolar AS tercatat kembali menguat terhadap mata uang utama dunia. Indeks dolar AS tercatat berada di posisi 97,63, naik 0,11% dibandingkan sebelumnya. Di sisi lain, harga emas masih memperpanjang kenaikan. Terakhir, harga emas dunia di pasar spot berada di posisi 1.477 per ounce atau naik 0,18% dibandingkan perdagangan sebelumnya.