Pertama Kali The Fed Pangkas Bunga Sejak 2008, Bursa AS Kompak Anjlok

ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Kelly
Pedagang saham bekerja di lantai bursa di New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City, Amerika Serikat. Tiga indeks Wall Street kompak terkoreksi setelah The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Pemangkasan ini merupakan yang pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, sejak krisis keuangan 2008.
Penulis: Happy Fajrian
1/8/2019, 08.20 WIB

Saham-saham di Wall Street Amerika Serikat (AS) menutup perdagangan Rabu (31/7) atau Kamis pagi waktu Indonesia dengan koreksi setelah Bank Sentral AS, The Federal Reserve atau The Fed, memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya selama lebih dari satu dekade terakhir.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 333,75 poin atau 1,23%, menjadi ditutup di 26.864,27. Indeks S&P 500 turun 32,80 poin atau 1,09%, menjadi berakhir di 2.980,38. Sedangkan indeks Nasdaq Composite ditutup turun 98,19 poin atau 1,19%, menjadi 8.175,42.

Dilansir dari Reuters, seluruh 11 indeks sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih rendah pada penutupan pasar, terutama sektor bahan pangan dan teknologi. Sektor bahan pokok konsumen memimpin penurunan indeks dengan turun hampir 2%.

Pada sektor teknologi saham Spotify turun hampir 0,2%, setelah layanan streaming musik itu melaporkan kerugian tajam pada laporan laba kuartal kedua, meskipun pendapatan kuartalannya masih lebih baik dari perkiraan.

(Baca: IHSG Potensi Lanjutkan Kenaikan, Emiten Besar Direkomendasikan Analis)

Sementara itu, saham Apple Inc. naik lebih dari 2%, setelah raksasa teknologi AS itu melaporkan laba kuartal kedua yang mengalahkan ekspektasi pasar. Target pendapatan Apple untuk kuartal keempat juga melampaui estimasi analis.

Kemudian pembuat video gim Electronic Arts Inc melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, didorong oleh kesuksesan game battle royale "Apex Legends," yang mendorong sahamnya naik hingga 4,4%.

The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (31/7), yang menjadi penurunan suku bunga untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan global 2008.

The Fed mengatakan bahwa keputusan tersebut muncul karena implikasi perkembangan ekonomi global untuk prospek ekonomi dan tekanan inflasi yang rendah.

(Baca: Rupiah Menguat Tipis ke Rp 14.016/US$ Jelang Penurunan Suku Bunga Fed)

Langkah ini sejalan dengan ekspektasi yang berkembang luas bahwa pasar memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 bps menjelang pertemuan Federal Reserve AS.

Namun, pasar terkejut dengan pernyataan Ketua Fed Jerome Powell bahwa penurunan suku bunga adalah "penyesuaian pertengahan siklus terhadap kebijakan," yang membuat ketiga indeks saham AS kompak terkoreksi pada penutupan Rabu.

Di sisi ekonomi, lapangan kerja sektor swasta AS meningkat 156.000 pada Juli dari bulan sebelumnya, menurut Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP pada Rabu (31/7/2019). Angka ini melampaui perkiraan pasar sebesar 150.000.

Sektor jasa dan produsen barang berkontribusi paling besar pada pertumbuhan lapangan kerja pada Juli, lebih tinggi dari prediksi pada Juni, 112.000. Laporan bulanan dilakukan bersama oleh ADP Research Institute dan Moody's Analytics, menawarkan ikhtisar sektor swasta nonpertanian AS.

(Baca: Analis Perkirakan The Fed Akan Turunkan Suku Bunga pada September 2019)