Obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) III tahap II yang diterbitkan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) pada pertengahan Juni lalu mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed). Nilai penawaran yang masuk mencapai Rp 4,11 triliun, lebih tinggi dari target indikatif perusahaan sebesar Rp 3,14 triliun.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, minat investor terhadap obligasi BTN masih cukup besar di tengah kondisi pasar modal yang bergejolak selepas Pemilu Presiden dan kondisi ekonomi global yang terdampak perang dagang. Salah satu faktornya adalah kinerja perseroan yang positif.
Selain itu, tingkat bunga yang ditawarkan BTN juga cukup menarik di tengah turunnya tingkat imbal hasil Surat Utang Negara (SUN). "Saat ini kecenderungan yield SUN bertenor 1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun yang menjadi benchmark obligasi BTN melandai dalam kurun satu bulan ini," kata Maryono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (27/6).
Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), yield SUN dengan tenor 1 tahun sebesar 6,46%, SUN dengan tenor 3 tahun sebesar 6,88%, dan SUN tenor 5 tahun sebesar 7,0%. Pada 23 Mei lalu, yield dari SUN dengan tenor 1 tahun berada di atas 6,5%, sementara tenor 2 dan 3 tahun masing-masing 7,24% dan 7,65%.
Penerbitan obligasi menjadi strategi BTN untuk mengamankan pendanaan jangka panjang agar bisa menyalurkan Kredit Pembiayaan Rumah yang menjadi bisnis utama BTN. "Dana hasil penerbitan Obligasi PUB III Bank BTN tahap II ini akan digunakan untuk ekspansi kredit guna mengejar target pertumbuhan bisnis tahun ini," kata Maryono.
(Baca: Butuh Modal, BTN Kaji Terbitkan Obligasi dan Jual Saham Baru pada 2020)
BTN menerbitkan obligasi seri A dengan nilai pokok yang ditawarkan sebesar Rp 1,75 triliun dan tingkat bunga tetap sebesar 7,75% per tahun. Seri A yang jatuh tempo 8 Juli 2020 tersebut mendapatkan kelebihan permintaan sebesar Rp 256,5 miliar dari proyeksi awal sebesar Rp 1,5 triliun.
Obligasi Seri B juga tidak kalah peminatnya. Jumlah pokok yang ditawarkan mencapai Rp 1,16 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,75% per tahun. Perolehan dari seri B yang jatuh tempo 28 Juni 2022 tersebut lebih banyak dibandingkan target awal sebesar Rp 803 miliar.
Kelebihan permintaan signifikan juga diraih obligasi Seri C dengan tingkat bunga tetap sebesar 9% per tahun yang akan jatuh tempo 28 Juni 2024. Obligasi ini meraih nilai penawaran sebesar Rp 1,21 triliun lebih tinggi dibandingkan target awal sebanyak Rp 835 miliar.
Sebelumnya, BTN merencanakan Obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan III sejak Juli tahun 2017 dengan nilai maksimal Rp 10 triliun. Adapun Obligasi PUB III BTN tahap I telah dicatatkan pada 14 Juli 2017 dengan nilai sebesar Rp 5 triliun.
(Baca: Kredit BTN Tumbuh Paling Tinggi di Antara Bank BUMN)