Jasa Marga dan Mandiri Manajemen Investasi bekerja sama meluncurkan produk inovatif di pasar modal Indonesia, yaitu Kontak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur atau KIK-DINFRA.
Peluncuran KIK DINFRA dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta pada Senin (15/4) dan disaksikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, jajaran deputi Kementerian BUMN, Direksi Jasa Marga dan Mandiri Manajemen Investasi.
“Saya selalu menekankan BUMN harus terus berinovasi dalam mencari alternatif pendanaan proyek infrastruktur dengan tidak terpaku pada pendanaan konvensional yang bersifat utang," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Gedung BEI, Jakarta.
Produk KIK DINFRA yang diluncurkan ini bernama DINFRA Toll Road Mandiri-001 dan pertama kali diperkenalkan pada saat penyerahan surat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dilaksanakan pada perhelatan IMF-Bank Dunia di Bali tahun 2018.
(Baca: Pembangunan Infrastruktur Masif, Akankah Dongkrak Ekonomi?)
Rini mengungkapkan, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah terus mendorong BUMN termasuk Jasa Marga untuk secara konsisten dan inovatif menerbitkan produk-produk pendanaan baru di pasar modal. Inovasi ini bertujuan untuk memperluas basis investor yang berpartisipasi dalam pembiayaan infrastruktur serta memperkuat struktur permodalan BUMN.
Ia menambahkan, tantangan ke depan setelah infrastruktur adalah pendanaan di sektor-sektor lainnya seperti energi dan manufaktur, yang tentunya memerlukan pendanaan yang besar dan diharapkan BUMN bisa menawarkan produk inovatif yang ditawarkan kepada investor melalui pasar modal.
Untuk itu, Menteri Rini terus mendorong BUMN-BUMN untuk terus berinovasi dalam mencari sumber pendanaan, termasuk melalui pasar modal. “Inovasi-inovasi seperti ini yang terus saya dorong kepada BUMN untuk bisa mendapatkan alternatif pendanaan dan bisa terus melebarkan sayapnya,” tegas Rini.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengungkapkan, DINFRA Toll Road Mandiri-001 merupakan produk pendanaan yang diterbitkan Jasa Marga sebagai alternatif pendanaan baru di luar pendanaan yang tersedia saat ini di tengah masifnya pembangunan jalan tol oleh Jasa Marga.
(Baca: Jasa Marga Siapkan IPO Anak Usaha Pengelola Tol Trans Jawa)
“Sejak tahun 2017, Jasa Marga telah menerbitkan produk-produk pendanaan baru di pasar modal, mulai dari sekuritisasi, project bond, komodo bond, dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) berbasis ekuitas,” papar Desi.
Berdasarkan POJK No.52/POJK.04/2017, Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) adalah wadah berbentuk kontrak investasi kolektif yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya sebagian besar diinvestasikan pada aset infrastruktur dalam bentuk utang dan/atau ekuitas oleh Manajer Investasidan dapat ditawarkan melalui penawaran umum maupun penawaran tebatas.
Keunggulan KIK-DINFRA
Keunggulan KIK-DINFRA dibanding produk investasi lainnya antara lain KIK-DINFRA memberikan solusi alternatif bagi investor untuk berinvestasi pada aset infrastruktur secara langsung atau tidak langsung melalui kepemilikan saham pada Perusahaan Pemilik Infrastruktur.
Tidak hanya itu, KIK-DINFRA juga memberikan manfaat tambahan dalam diversifikasi portofolio pada aset infrastruktur yang belum atau sedang dalam proses pembangunan (greenfield) maupun yang telah menghasilkan pendapatan (brown-field) melalui sarana alternatif investasi yang berpotensi mengurangi volatilitas portofolio.
(Baca: Jasa Marga hingga China Harbour Bersaing Garap Tol Semarang-Demak)
Dalam skema DINFRA Toll Road Mandiri-001, investor menempatkan dana pada KIK DINFRA yang dikelola oleh manajer investasi dalam bentuk unit penyertaan KIK DINFRA. Dana tersebut akan digunakan oleh manajer investasi untuk berinvestasi pada aset infrastruktur yaitu dengan membeli saham PT Jasamarga Pandaan Tol pemilik konsesi ruas jalan tol Gempol-Pandaan.
Mandiri Investasi bertindak sebagai manajer investasi didukung oleh Mandiri Sekuritas sebagai arranger dan Bank Maybank Indonesia sebagai Bank Kustodian.