Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka perdagangan saham Rabu (20/3) dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,1% ke level 6.486,88. Hingga pukul 10.00 IHSG terus memperkuat laju kenaikannya hingga ke level 6.491,31 atau naik 0,17%.
Kepala analis Valbury Sekuritas Alfiansyah dalam risetnya memprediksi IHSG hari ini akan bergerak positif didorong oleh ekspektasi pasar terhadap suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang akan diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Kamis (21/3) serta hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) the Fed yang akan menentukan suku bunga acuannya.
"Ekspektasi pasar bahwa dalam RDG BI dan juga rapat FOMC akan menahan suku bunga, ditambah sentimen dari Fitch Ratings dapat menjadi katalis positif bagi IHSG untuk bergerak ke teritorial positif hari ini," ujar Alfiansyah di Jakarta, Rabu (20/3).
Fitch Ratings mengumumkan peringkat utang Indonesia tetap berada di posisi BBB dengan outlook stable. Fitch menyatakan bahwa tingkat beban utang pemerintah yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang baik merupakan faktor pendorong tercapainya peringkat utang Indonesia tersebut.
(Baca: Manulife Aset Manajemen Nilai Tekanan di Pasar Modal Telah Reda)
"Beban utang Indonesia dibandingkan negara peers dinilai lebih aman dan sektor keuangan domestik berada dalam kondisi sehat," ujar Alfiansyah.
Tidak hanya IHSG, bursa saham Asia juga turut menantikan hasil rapat FOMC. Pagi ini mayoritas bursa saham Asia bergerak terkoreksi setelah kinerja yang relatif datar pada perdagangan kemarin. Indeks Hang Seng turun 0,32%, Strait Times turun 0,61%, Kospi turun 1%, KLCI turun 0,31%, dan PSEi turun 0,05%. Sementara itu Indeks Shanghai tercatat naik 0,17% dan Nikkei naik 0,08%.
Sejak awal tahun Gubernur the Fed Jerome Powell telah menegaskan bahwa mereka akan lebih menahan laju kenaikan bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) karena gejala perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan di berbagai negara di dunia.
Pasar keuangan bahkan telah 'price in' atau memperhitungkan potensi turunnya FFR tahun ini. Terdapat peluang sebesar 24,3% bahwa The Fed akan memangkas FFR, atau lebih tinggi dibandingkan minggu lalu yang peluangnya sebesar 11,8%.
(Baca: Ada "Boom" Investasi Pasca-Pilpres, IHSG Diprediksi Tembus 6.800)
Namun perkembangan perundingan dagang antara AS dan Tiongkok dikabarkan menghadapi sedikit kendala. Pihak Tiongkok masih belum menerima jaminan dari AS bahwa kenaikan tarif impor akan dicabut meskipun mereka telah setuju untuk merevisi kebijakan mereka tentang kekayaan intelektual dan investasi asing.
Ketidakpastian dari proses perundingan ini berpotensi menjadi sentimen negati yang akan mengantarkan bursa saham global termasuk IHSG dalam tekanan.
Pada Selasa (19/3) kemarin, bursa saham AS ditutup bervariasi merespon perkembangan terbaru perundingan dagang AS-Tiongkok ini.Indeks Dow Jones dan S&P 500 terkoreksi tipis masing-masing sebesar 0,1% dan 0,01%. Sedangkan Nasdaq ditutup naik 0,12%.