Sesi I IHSG Turun 0,05% di Tengah Bursa Asia yang Menghijau

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana Bursa Efek Indonesia
Penulis: Happy Fajrian
12/3/2019, 14.00 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 0,05% ke level 6.363,23 pada akhir sesi I perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kinerja IHSG memerah di tengah bursa saham Asia yang kompak menghijau.

Hingga siang ini seluruh bursa saham utama Asia bergerak di zona hijau. Indeks Nikkei masih memimpin di Asia dengan kenaikan indeks sebesar 1,8% diikuti Hang Seng dengan kenaikan 1,18%, kemudian Strait Times dan Kospi dengan kenaikan 0,95%, Shanghai naik 0,6%, KLCI naik 0,45%, dan PSEi naik 0,36%.

Mengawali perdagangan dengan kenaikan 0,46%, IHSG pagi ini sempat naik hingga ke posisi 6.404,43. Namun, setelah itu IHSG terus bergerak turun. Pada pukul 10.00 IHSG telah memasuki zona merah dan menetap do teritori merah hingga perdagangan sesi I berakhir.

Total transaksi saham pada sesi I tercatat mencapai Rp 3,25 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 6,92 miliar saham. Sebanyak 178 saham bergerak di zona merah, 170 saham menghijau, dan 136 saham lainnya tidak bergerak.

(Baca: Dibuka Naik 0,46%, IHSG Bisa Melaju Didukung Data Penjualan Ritel)

Koreksi pada IHSG tercermin dari lima indeks sektoral yang memerah, dipimpin oleh sektor industri dasar dengan koreksi terbesar 0,33%, diikuti properti dengan koreksi 0,29%, perdagangan turun 0,23%, keuangan turun 0,13%, dan infrastruktur turun tipis 0,02%.

Sedangkan sektor aneka industri, tambang, dan manufaktur berkontribusi menahan laju koreksi IHSG pada sesi I. Sektor aneka industri naik 0,71%, tambang naik 0,3%, dan manufaktur naik 0,14%. Lainnya, sektor konsumer dan pertanian naik tipis masing-masing sebesar 0,03% dan 0,05%.

Sementara itu dana asing terus mengalir keluar dari pasar saham domestik. hingga siang ini total modal asing yang keluar dari pasar saham mencapai Rp 110,1 miliar di pasar reguler dan Rp 8,78 miliar di pasar negosiasi/tunai.

Beberapa saham yang paling banyak dilepas asing pada sesi I di antaranya PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) senilai Rp 46,1 miliar, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Rp 44,2 miliar, PT United Tractors Indonesia Tbk. (UNTR) Rp 31,3 miliar, serta PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. (INKP) Rp 26,8 miliar.

(Baca: Direstui Pemegang Saham, Merdeka Copper Gold akan Segera Tambah Modal)

IHSG terkoreksi di tengah bursa saham Asia yang kompak menghijau berkat sejumlah sentimen di antaranya perkembangan positif Brexit setelah Komisi Uni Eropa (UE) bersedia untuk menegosiasikan kesepakatan Brexit.

Selain itu investor global juga masih berharap proses negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok dapat berakhir dengan kesepakatan yang akan mengakhiri perang dagang antara dua perekonomian terbesar di dunia tersebut selama setahun terakhir.

Kepala analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya dalam risetnya menilai IHSG masih berpotensi untuk bergerak naik hari ini didukung data penjualan ritel periode Februari 2019 oleh Bank Indonesia yang diperkirakan naik 10,8% secara tahunan atau lebih baik dibandingkan kondisi Januari 2019 yang terjadi kenaikan penjualan ritel sebesar 7,2% secara tahunan.