Terkoreksi 1,8% Selama Sepekan, IHSG Tinggalkan Level 6.400

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Penulis: Happy Fajrian
10/3/2019, 17.09 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan rapor merah pada pekan kedua Maret 2019 dengan terkoreksi 1,8% ke level 6.383,07 dibandingkan posisi penutupan pekan sebelumnya di level 6.499,88. Senada dengan koreksi pada IHSG, nilai kapitalisasi pasar juga mengalami penurunan sebesar 1,8% menjadi Rp 7.258,43 triliun dari Rp 7.391,21 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.

Kendati indeks bergerak negatif, terjadi peningkatan volume dan nilai transaksi perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia (BEI). Volume transaksi harian BEI naik 9,63% menjadi 16,07 miliar unit saham dari 14,66 miliar unit saham. Sedangkan, rata-rata nilai transaksi harian naik 4,95% menjadi Rp 10,26 triliun dari Rp 9,77 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.

Dari data perdagangan harian hanya rata-rata frekuensi transaksi harian BEI yang mengalami penurunan sebesar 5,77% menjadi 415.828 kali transaksi dari 441.271 kali transaksi dari pekan lalu.

Sementara itu, selama sepekan, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp1,8 triliun. Besarnya dana asing yang masuk ke pasar saham karena ada finalisasi akuisisi saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk. oleh Michelin senilai Rp 6,78 triliun pada Rabu (6/3).

Dari sisi sektoral, koreksi pada IHSG terutama didorong oleh indeks sektor konsumer yang selama sepekan kemarin terkoreksi hingga 2,05%, diikuti sektor infrastruktur yang anjlok hingga 4,63%, manufaktur turun 1,69%, keuangan turun 1,5%, pertanian terkoreksi 0,77%, aneka industri turun 0,87%, properti turun 1m78%, industri dasar turun 1,34%, serta perdagangan turun 0,61%.

(Baca: Ekonomi Tiongkok Mengkhawatirkan, IHSG Akhir Pekan Jatuh 1,16%)

Kendati demikian IHSG tidak sendirian terkoreksi di Asia. Seluruh bursa saham Asia juga terkoreksi selama sepekan kemarin, bahkan lebih dalam dibanding IHSG. Indeks Nikkei anjlok hingga 3,65%, Hang Seng turun 2,52%, Shanghai turun 1,91%, Strait Times terkoreksi 1,79%, sedangkan Kospi anjlok 3,28%.

Koreksi pada IHSG selama sepekan kemarin terutama didorong oleh meningkatnya kekhawatiran investor terhadap potensi melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Kekhawatiran tersebut dipicu data ekonomi yang mengecewakan dari Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).

Pelemahan ekonomi Tiongkok semakin jelas terlihat setelah data ekspor Tiongkok untuk periode Februari 2019 mengalami penurunan sebesar 20,7% secara tahunan. Sedangkan impor tercatat turun hingga 5,2%.

Halaman: