Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan kinerja positifnya hingga sesi I perdagangan berakhir siang ini, Senin (7/1) dengan kenaikan sebesar 0,79% ke posisi 6.323,89. Sembilan indeks sektoral yang menghijau menopang kinerja IHSG hingga siang ini.
Satu-satunya indeks sektoral yang gagal memanfaatkan sentimen yang berkembang di pasar saat ini yaitu sektor aneka industri yang terkoreksi 0,67%. Sementara itu sektor konsumer, tambang, manufaktur, pertanian, keuangan, dan infrastruktur naik cukup signifikan.
Keenam ini memiliki nilai indeks yang cukup besar, sehingga kenaikannya cukup signifikan memengaruhi pergerakan indeks. Sektor konsumer naik 0,93% ke posisi 2.670,37, tambang naik 0,47% ke posisi 1.812,09, agri naik paling kencang 1,47% ke posisi 1.583,59, keuangan naik 0,98% menjadi 1.192,88, dan infrastruktur naik 1,2% menjadi 1.083,49.
(Baca: Menguat Paling Tajam di Asia, Kurs Rupiah Mendekati Level 13.000/US$)
Sentimen dari luar membuat kondisi bursa saham di dunia sementara ini menjadi tenang. The Fed sedikit melunak dan menyatakan akan mengubah arah kebijakannya secara signifikan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi AS.
Pasar juga tengah menantikan hasil pertemuan tingkat menteri antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang tengah berlangsung di Beijing, Tiongkok, yang akan mendiskusikan kesepakatan perdagangan lanjutan. Hasil pertemuan ini akan menentukan kelanjutan perang dagang antara keduanya.
Optimisme dari negosiasi dagang AS-Tiongkok dan melunaknya sikap the Fed juga turut mendorong penguatan nilai tukar rupiah cukup signifikan. Rupiah siang ini telah mendekati level Rp 13.000-an per dolar AS. Tepatnya pada Rp 14.053 per dolar, atau menguat 1,52%. Terhadap mata uang utama dunia dan Asia lainnya, rupiah juga menguat lebih dari 1%.
Transaksi saham pada sesi I ini pun cukup ramai, dengan nilai transaksi menembus angka Rp 4,95 triliun, dari 8 miliar saham yang diperdagangkan oleh investor. Sementara itu investor asing sementara ini masih mencatatkan pembelian bersih hingga Rp 238,41 miliar di pasar reguler.
Beberapa saham yang banyak dibeli oleh investor asing di antaranya saham-saham bank dari kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 yaitu Bank Central Asia Tbk(BBCA), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Bank Mandiri Tbk (BMRI), kemudian saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan Ciputra Development Tbk (CTRA).
(Baca: Katadata Market Index: IHSG Januari Diperkirakan Masih Bearish)