Investor asing semakin gencar memborong saham-saham berkapitalisasi saham besar (big caps) dan mencatat net buy Rp 599,14 miliar pada perdagangan Selasa (30/10). Hal ini mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke teritori positif dan ditutup menguat 34,49 poin atau 0,6% ke level 5.789,1 poin.
Investor memanfaatkan momentum harga saham-saham unggulan yang sudah terkoreksi cukup dalam. Investor asing membukukan net buy pada saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 293,4 miliar. Pada saham PT Astra International Tbk (ASII) net buy asing mencapai Rp 125,1 miliar disusul PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 85,2 miliar. Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 47,4 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 30,9 miliar, dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) Rp 23,7 miliar.
Kenaikan harga saham-saham unggulan tersebut membuat Indeks LQ45 ditutup menguat 1,06% menjadi 913,71 poin. Secara sektoral, IHSG ditopang oleh 6 sektor indeks. Indeks saham sektor aneka industri melejit 1,97% disusul indeks sektor keuangan yang naik 1,55%. Indeks saham sektor industri dasar naik 1,38% sedangkan indeks sektor infrastruktur naik 1,28%. Indeks saham sektor manufaktur dan perdagangan naik tipis, masing-masing sebesar 0,25% dan 0,16%.
Indeks saham sektor pertambangan dan agribisnis terperosok paling dalam, masing-masing sebesar 0,85%. Indeks saham sektor konsumer turun 0,68% sedangkan indeks saham sektor properti minus 0,71%.
Di Asia, Indeks Nikkei ditutup menguat 1,45% menjadi 21.457,29 poin. Indeks Komposit Bursa Shanghai juga naik 1,02% menjadi 2.568,05 poin. Indeks Hang Seng turun 0,91% menjadi 24.585 poin. Adapun Indeks Strait Times Singapura turun 0,51% menjadi 2.966,45 poin.
(Baca: Investor Asing Borong Saham Unggulan, IHSG Menguat 0,49%)
Data realisasi investasi per kuartal III 2018 yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tidak memengaruhi minat investor untuk membeli saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Seperti diketahui, realisasi investasi pada kuartal III 2018 turun 1,6% menjadi Rp 173,8 triliun jika dibandingkan kuartal III 2017 sebesar RP 176,6 triliun. Menurut Kepala BKPM Thomas Lembong, penurunan realisasi investasi ini disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan isu perang dagang AS-Tiongkok.
Nilai transaksi saham pada perdagangan hari ini mencapai Rp 7,34 triliun dengan volume saham yang ditransaksikan 10,68 miliar saham. Sebanyak 164 saham naik, 217 saham turun, dan 126 saham stagnan.
Saham PT Yeloo Integra Datanet Tbk (YELO) memimpin jajaran top gainers dengan kenaikan 25% menjadi Rp 700. Lalu, PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) di urutan kedua dengan kenaikan 9,82% menjadi Rp 179. PT Mahkota Group Tbk (MGRO) di urutan ketiga dengan kenaikan 7% menjadi Rp 535.
Saham PT Guna Timur Raya Tbk (TRUK) masih terdampar di posisi teratas top losers dengan penurunan 19,18% menjadi Rp 118. PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) di posisi kedua dengan penurunan 11,04% menjadi Rp 725. PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) di posisi ketiga dengan penurunan 9,42% menjadi Rp 173.
(Baca: Risiko Investasi Meningkat, Dana Asing Masih Mengalir Masuk)