Tekanan jual terhadap saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) berlanjut hingga penutupan perdagangan, Kamis (4/10). Investor asing melepas saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan mencatat penjualan bersih (net sell) Rp 1,2 triliun.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merosot 1,89% menjadi 5.756,62 poin. Penurunan IHSG ini merupakan penurunan terburuk di antara indeks bursa regional Asia. Sebagai gambaran, Indeks Hang Seng longsor 1,73% menjadi 26.623,87 poin, Indeks KOSPI turun 1,52% menjadi 2.274,49 poin, Indeks Strait Times Singapura turun 1,1% menjadi 3.231,59 poin, dan Indeks Nikkei 225 turun 0,56% turun 23.975,62 poin.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus tertekan. Berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot rupiah melemah 104 poin ke level Rp 15.179 per dolar AS hingga pukul 16.30 WIB. Tekanan yang terjadi di pasar keuangan global membuat investor asing bermain aman dan melepas aset-aset yang dinilai lebih berisiko. 

Investor asing melepas saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 241,9 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 224,3 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 170,3 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 139,7 miliar, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar Rp 76,9 miliar. Nilai kapitalisasi pasar IHSG tergerus 1,89% menjadi Rp 6.507,35 triliun.

(Baca: Menteri Luhut: Mengapa Harus Risau Rupiah Mencapai Rp 15.000 per Dolar?)

Indeks seluruh sektor saham berada di zona merah, dengan penurunan terbesar pada indeks saham sektor industri dasar sebesar 3,45% menjadi 749,12 poin. Indeks saham sektor keuangan rontok 2,44% menjadi 1.036,95 poin disusul sektor manufaktur minus 2,23% menjadi 1.466,18 poin.

Pada perdagangan hari ini, sebanyak 90 saham naik, 305 saham turun, dan 99 saham stagnan. Total nilai transaksi saham mencapai Rp 8,37 triliun dengan volume saham yang ditransaksikan mencapai 11,13 miliar saham.

Saham PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) bertahan di posisi teratas top gainer dengan kenaikan 34,48% menjadi Rp 156 per saham. PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) berada di urutan kedua dengan kenaikan 22,12% menjadi Rp 138 per saham.

Saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) menjadi top loser dengan penurunan 9,69% menjadi Rp 14.450 per saham. PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) di posisi kedua dengan penurunan 7,14% menjadi Rp 234 per saham.

 (Baca: Rupiah Melemah, Produsen Makanan Tahan Kenaikan Harga hingga 2019)