Indosat Incar Rp 9 Triliun dari Penerbitan Obligasi

Arief Kamaludin|KATADATA
Indosat menerbitkan obligasi berkelanjutan untuk melunasi sebagian utang.
6/11/2014, 14.53 WIB

KATADATA ? PT Indosat Tbk mengincar total dana sebesar Rp 9 triliun dari penerbitan obligasi berkelanjutan I tahun 2014. Perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk pelunasan sebagian utang atau refinancing berbentuk dolar Amerika Serikat sebesar US$ 650 juta yang jatuh tempo Juli 2020.

Pada tahap I, perseroan akan menawarkan obligasi senilai Rp 2,2 triliun dan sukuk senilai Rp 300 miliar.

Adapun obligasi tahap I terdiri dari empat seri yakni seri A berjangka waktu tiga tahun dengan tingkat suku bunga 9 persen-10 persen. Kemudian seri B dengan bunga 9,45 persen-10,45 persen bertenor lima tahun, seri C (9,65 persen-10,65 persen) berjangka tujuh tahun, serta seri D (9,85 persen-10,85 persen) untuk 10 tahun.

Sedangkan untuk sukuk terdiri dari tiga seri seri antara lain seri A berjangka waktu tiga tahun, seri B berjangka waktu lima tahun, dan seri C berjangka waktu tujuh tahun.

Rencananya, perseroan akan menggunakan dana hasil obligasi ini untuk dua keperluan. Pertama, 28 persen atau Rp 700 miliar untuk sebagian biaya lisensi hak penggunaan frekuensi radio 800 MHz, 900 MHz, dan 1.800 MHz.

Kedua, Indosat  akan menggunakan sekitar 72 persen atau Rp 1,8 triliun untuk membayar utang yang jatuh tempo pada akhir tahun ini dan awal tahun depan.

Sebagian utang perseroan yang akan dilunasi antara lain berasal dari Bank Central Asia senilai Rp 1,5 triliun, Bank Negara Indonesia sebesar Rp 700 miliar, dan Bank of Tokyo Mitsubishi sebesar Rp 250 miliar.

Direktur Keuangan Indosat Stefan Carlson mengatakan, perseroan tengah berupaya mengurangi besaran utang berbentuk dolar AS. Ini supaya perusahaan tidak mengalami rugi, karena pelemahan nilai tukar.

Penerbitan obligasi ini, kata dia, untuk mengantisipasi gejolak nilai tukar yang mungkin terjadi pada tahun depan. Terutama setelah bank sentral Amerika menaikkan suku bunga.

?Kami melihat masalah ke depan, risiko yang akan dihadapi besar. Terutama, dengan adanya kenaikan Fed rate. Kami tidak ingin ini berdampak ke net profit,? ujar Stefan saat paparan publik, di Jakarta, Kamis (6/11).

Dia menjelaskan, bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menerbitkan obligasi. Sebab, beberapa risiko seperti pemilihan umum (pemilu) dan politik yang mulai berkurang.

Direktur Utama Indosat Alexander Rusli menambahkan, pemilihan waktu juga karena nilai tukar rupiah yang mulai membaik di akhir tahun ini. Hal ini akan membuat kupon yang diberikan tidak terlalu tinggi. ?Jadi timing (waktu) juga menjadi pertimbangan kami,? kata dia.

PT Pemeringkat Efek Indonesia telah memberikan peringkat AAA (idn) untuk obligasi dan AAA (idn) syariah untuk sukuk ijarah.

Dalam aksi korporasi ini perseroan telah menunjuk PT BCA Sekuritas, PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, PT HSBC Securities Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi penawaran obligasi dan sukuk Indosat.

Untuk masa penawaran umum pada 3-5 Desember 2014, penjatahan pada 6 Desember 2014, distribusi pada 10 Desember 2014, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Desember 2014.

Reporter: Desy Setyowati