Saham Viva Turun 23 Persen Sejak Pilpres

Arief Kamaludin|Katadata
KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
23/7/2014, 14.38 WIB

KATADATA ? Pemilihan presiden (pilpres) menjadi periode paling buruk bagi kinerja saham PT Visi Media Asia Tbk. Sejak pelaksanaan pilpres pada 9 Juli lalu, harga saham emiten grup media milik keluarga Bakrie ini sudah terkoreksi hingga 23 persen.

Pada penutupan perdagangan sesi siang, Rabu (23/7), saham emiten berkode VIVA tersebut ditutup pada level Rp 204 per saham atau turun 1,4 persen dari penutupan kemarin. Ini merupakan harga terendah sejak 7 Oktober tahun lalu.  

Turunnya kinerja saham VIVA tersebut membuatnya dikeluarkan dari indeks LQ45. Indeks ini merupakan nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar. Ini berarti saham VIVA tidak lagi menjadi unggulan di mata investor.

Kinerja saham VIVA tersebut merupakan yang terburuk dibandingkan emiten televisi lainnya. Saham PT Media Nusantara Citra Tbk tercatat hanya turun 6 persen sejak pilpres lalu. Pemilik dari kedua emiten ini merupakan pendukung aktif pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Media Nusantara Citra atau MNCN dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo.

Sementara saham PT Surya Citra Media Tbk tercatat naik tipis 0,1 persen. Bahkan saham induk perusahaan SCTV tersebut sudah naik 37 persen sejak awal tahun, jauh meninggalkan saham-saham media lainnya, seperti Media Nusantara Citra dan VIVA yang masing-masing tercatat turun 2,3 persen dan 25 persen sejak awal tahun.   

Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri, memprediksi kinerja emiten media pada kuartal II tahun ini banyak yang jeblok, makanya sahamnya pun ikut anjlok. Menurutnya, ada isu yang beredar, bahwa iklan politik saat pemilihan presiden itu banyak yang gratis.

Halaman:
Reporter: Aria W. Yudhistira, Safrezi Fitra