Harga Saham Dwi Aneka Naik Tujuh Persen Saat IPO

KATADATA/
KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
14/5/2014, 00.00 WIB

KATADATA ? Harga saham PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk naik sekitar 7,45 persen saat pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (14/5). Harga perdana emiten berkode DAJK itu hingga pukul 09.18 diperdagangkan di kisaran Rp 475-510 per saham, dari harga saat IPO senilai Rp 470.

"Dwi Aneka Jaya Kemasindo merupakan emiten kesebelas tahun ini, atau secara total ke 496 yang mencatatkan sahamnya di BEI. Semoga bisa mencapai 500 emiten pada akhir tahun," ujar Hoesen, Direktur BEI, di Jakarta saat pencatatan saham perdana Dwi Aneka.

Adapun jumlah saham yang dicatatkan mencapai 2,5 miliar saham dengan komposisi jumlah penawaran saham perdana ke publik sebesar 1 juta saham dan saham pendiri sebesar 1,5 juta saham.

Dalam pencatatan saham ini Dwi Aneka Jaya Kemasindo menunjuk PT Valbury Asia Securities dan PT Succroinvest sebagai Penjamin Emisi. Harga penawaran saham perdana yang ditawarkan Rp 470 per saham dengan nilai nominal Rp 100. Jadi perseroan memperoleh dana sekitar Rp 470 miliar dari hasil penawaran saham perdana. Sehingga kapitalisasi pasar saham yang terbentuk mencapai Rp 1,175 triliun.

Perusahaan yang bergerak di industri kemasan ini mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) lebih dari tiga kali selama penawaran. Saham emiten tersebut diminati investor luar maupun dalam.

"Minat Investor saham DAJK ini cukup bagus baik dari dalam maupun luar negeri. Sesuai penawaran yang masuk, lebih dari 90 persen adalah dari investor Institusi," kata Presiden Direktur PT Valbury Asia Securities Johanes Soetikno dalam keterangan persnya.

Sekretaris Perusahaan PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk, Henry Viktor sebelumnya menjelaskan, sebanyak 60 persen dari dana hasil IPO akan dipakai untuk penambahan modal. Sementara sisanya 40 persen untuk peningkatan jumlah kapasitas produksi.

Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 300 miliar. Angka belanja modal ini meningkat dua kali lipat dibandingkan 2013 sebesar Rp 150  miliar. Dari hasil IPO, perseroan menargetkan akan meningkatkan jumlah produksi untuk kemasan offset printing dari sebelumnya 48 ribu ton per tahun  menjadi 50-60 ribu ton per tahun.

Reporter: Desy Setyowati