KATADATA ? Melemahnya harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) mendorong penurunan harga sejumlah emiten di sektor perkebunan. Pada penutupan perdagangan Kamis (3/4), indeks sektor perkebunan tercatat turun 0,43 persen.
PT Astra Agro Lestari Tbk menjadi emiten di sektor ini yang mengalami penurunan paling tinggi sebesar 1,74 persen. Kemudian PT London Sumatra Indonesia Tbk yang turun 1,11 persen dan PT BW Plantation Tbk turun 0,38 persen.
Turunnya saham sejumlah emiten tersebut, menurut analis PT Mandiri Sekuritas Hariyanto Wijaya, disebabkan harga kontrak CPO di Bursa Berjangka Malaysia yang sedang turun. ?Ini yang mempengaruhi pergerakan saham perkebunan hari ini,? kata dia saat dihubungi Katadata, Kamis (3/4).
Di Bursa Berjangka Malaysia, harga CPO untuk pengiriman Juni 2014 turun 0,45 persen ke 2.636 ringgit per metrik ton. Turunnya harga diperkirakan untuk mengantisipasi jumlah persediaan CPO yang meningkat. Hal ini lantaran ekspor CPO yang belum meningkat, sedangkan produksi diharapkan akan membaik.
Meski begitu, Hariyanto menilai, penurunan harga saham di sektor perkebunan tersebut hanya berlangsung sementara. Saham-saham di sektor ini diprediksi mencatatkan kinerja positif pada tahun ini. Menurutnya, harga CPO akan kembali terkerek seiring terjadinya kekeringan di sejumlah wilayah di Malaysia.
Sedangkan terkait dengan kenaikan bea keluar CPO menjadi 13,5 persen dari 10,5 persen, Hariyanto mengatakan, hal itu tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja ekspor. ?Pengaruh yang paling besar adalah faktor suplai dan konsumsinya. Bea keluar tidak terlalu pengaruh,? katanya.
Pada penutupan perdagangan Kamis (3/4), Indeks Harga Saham Gabungan naik 0,43 persen di level 4.891,3 poin. Sebanyak 148 emiten tercatat mengalami kenaikan, di antaranya PT Lippo Securities Tbk yang naik 19,8 persen, PT Multipolar Tbk yang naik 16,5 persen.
(Baca: Bea Keluar CPO Naik Lagi)