Telkom Tebar Dividen, Pemerintah Kantongi Rp 7,95 Triliun

Arief Kamaludin|KATADATA
Telkom membagikan dividen sebesar Rp 18,66 triliun atau 81,78% dari total laba bersih 2019. Pemerintah Indonesia akan menerima bagian dividen sebesar Rp 7,95 triliun.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
19/6/2020, 19.15 WIB

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk alias Telkom memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp 15,26 triliun atau setara 81,78% dari laba bersih tahun lalu yang senilai Rp 18,66 triliun. Dengan jumlah saham beredar sebanyak 99,06 miliar unit, maka nilai dividen yang dibagikan Rp 154,06 per sahamnya.

"Dengan rincian dividen, 60% atau sebesar Rp 11,20 triliun merupakan dividen tunai dan 21,78% atau Rp 4,06 triliun merupakan dividen spesial. Sementara itu, sisanya sebesar 18,22% atau Rp 3,40 triliun merupakan laba ditahan," kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam rilis yang diterima Katadata.co.id, Jumat (19/6).

Pemerintah Indonesia merupakan pemegang saham mayoritas dari perusahaan telekomunikasi ini, dengan memegang 51,6 miliar unit saham atau setara 52,09%. Sehingga, dividen yang diterima Pemerintah dari Telkom untuk tahun buku 2019 senilai Rp 7,95 triliun.

Sementara sisa kepemilikan saham Telkom, dimiliki oleh masyarakat publik dengan total 47,45 miliar unit saham atau setara 47,9%. Masyarakat akan mendapatkan jatah dividen senilai Rp 7,31 triliun dari Telkom.

(Baca: Jadi Direktur Telkom, Fajrin Rasyid: Saatnya Bantu RI Lebih Maju)

Keputusan pembagian dividen tersebut, dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom untuk tahun buku 2019.

Seperti diketahui, Telkom mencatatkan laba bersih sebesar Rp 18,66 triliun sepanjang tahun 2019, tumbuh 3,5% dibandingkan 2018. Kinerja Telkom masih ditopang oleh anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), serta Indonesia Digital Home (IndiHome).

Secara konsolidasi, sepanjang 2019 Telkom mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 135,56 triliun, naik 3,65% dibanding raihan pendapatan 2018.

Pendapatan tertinggi dicatatkan lini data, internet dan jasa teknologi informasi, sebesar Rp 72,78 triliun, naik 11,03% dibanding 2018. Namun, pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh IndiHome, dengan raihan Rp 18,32 triliun, naik 28,05% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 14,3 triliun.

(Baca: Erick Thohir Ungkap Alasan Angkat Fajrin Rasyid Jadi Direktur Telkom)

Pada segmen mobile, Telkomsel masih menjadi operator dengan basis pelanggan terbesar, yakni 171,1 juta pelanggan dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 110,3 juta pelanggan. Semakin besarnya kebutuhan layanan data di tengah masifnya gaya hidup digital, telah mendorong trafik data tumbuh sebesar 53,6%.

Sebagai hasilnya, pendapatan digital business Telkomsel mampu mencapai Rp 10,94 triliun, naik 23,1%. Kontribusi pendapatan digital business ini juga meningkat, dari 52% menjadi 64% sepanjang tahun lalu.

Pendapatan Telkomsel mampu meningkat signifikan berkat agresivitas perusahaan memperluas jaringan. Tercatat, sepanjang 2019 Telkomsel membangun 23.162 Base Transceiver Station (BTS) 4G LTE baru.

Sehingga, pada akhir tahun 2019 jangkauan layanan 4G LTE mencapai lebih dari 90% populasi. Sampai dengan akhir 2019, Telkomsel telah memiliki total BTS sebanyak 212.235 dengan 161.938 unit di antaranya adalah BTS 3G/4G.

Dari segmen consumer, IndiHome mampu meningkatkan jumlah pelanggannya sebesar 37,2% menjadi 7 juta pelanggan pada akhir 2019. Profitabilitas IndiHome juga semakin baik dengan EBITDA margin mencapai 33,9%, mendekati standar profitabilitas global.

(Baca: Ditopang Telkomsel dan IndiHome, Laba Telkom 2019 Naik 3,5%)

Reporter: Ihya Ulum Aldin