Aksi Ambil Untung Tekan IHSG 1,2%, Asing Jual Saham Perusahaan Kakap
Indeks harga saham gabungan atau IHSG gagal melanjutkan reli kenaikannya sepanjang pekan ini setelah pada perdagangan hari ini, Jumat (24/7) terkoreksi 1,21% ke level 5.082,99.
Koreksi indeks di akhir pekan ini salah satunya dipicu oleh aksi ambil untung atau profit taking investor asing. Padahal sepanjang pekan ini hingga penutupan Kamis (23/7), IHSG sudah naik 1,29% dari level penutupan Jumat (17/7) di 5.079,58 ke 5.145,01.
Sepanjang perdagangan hari ini investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) saham hingga Rp 693 miliar di pasar reguler. Ditambah dengan net sell asing di pasar negosiasi/tunai sebesar Rp 46,88 miliar, maka total modal asing yang lari dari pasar saham domestik mencapai Rp 739,88 miliar.
Selain dibebani aksi ambil untung investor, analis Bina Artha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa koreksi juga dipengaruhi sejumlah sentimen ekonomi lainnya, serta perkembangan kasus virus corona.
"Pelemahan IHSG dipicu kekhawatiran ancaman resesi ekonomi Indonesia, ketegangan diplomatik AS dengan Tiongkok, aksi ambil untung, dan peningkatan kasus virus corona," kata Analis Bina Artha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama di Jakarta, Jumat sore, seperti dikutip Antara.
Adapun saham-saham yang paling banyak dijual investor asing sepanjang hari ini, lima di antaranya merupakan saham-saham kelas kakap dalam indeks LQ45. Imbas aksi jual investor asing ini, harga kelima saham kakap tersebut terkoreksi cukup dalam.
Di urutan teratas, saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dijual investor asing dengan nilai bersih Rp 200,62 miliar di pasar reguler. Harga saham perusahaan telekomunikasi pelat merah ini turun 1,63% ke Rp 3.020 per saham.
Berikutnya yaitu saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) dijual investor asing dengan nilai bersih Rp 127,81 miliar. Harga saham BBCA pun harus terkoreksi cukup dalam sebesar 1,61% ke level Rp 30.500 per saham.
Kemudian saham Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menyusul di urutan ketiga dengan net sell Rp 78,66 miliar. Saham bank pelat merah ini juga turun signifikan hingga 2,12% ke Rp 4.610 per saham.
Saham Astra International Tbk (ASII) berada di urutan keempat saham yang paling banyak dilego investor asing dengan nilai bersih penjualan sebesar Rp 51,9 miliar. Harga saham ini juga terkoreksi cukup dalam sebesar 2,42% ke Rp 5.050 per saham.
Terakhir, saham Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) dilepas investor asing dengan nilai bersih Rp 41,49 miliar. Harga saham emiten produsen semen ini pun turun 1,41% ke Rp 12.225 per saham.
Meski demikian IHSG tidak terperosok sendiri. Seluruh bursa saham utama di kawasan Asia mengakhiri perdagangan akhir pekan di zona merah. Adapun indeks Shanghai Composite Tiongkok memimpin dengan koreksi sebesar 3,86%, diikuti indeks Hang Seng Hong Kong yang turun 2,21%.
Berikutnya indeks Straits Times Singapura merosot sebesar 1,26%, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,71%, serta indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,58%. Kinerja indeks saham Asia terseret kinerja bursa global yang pada perdagangan sebelumnya juga turun cukup dalam.