IHSG Berpotensi Naik Ditopang Data Ekspor-Impor, Simak Saham Blue Chip
Indeks harga saham gabungan pada perdagangan hari ini, Selasa (18/8) diprediksi bergerak naik melanjutkan kenaikan yang terjadi hampir sepanjang pekan lalu. Kenaikan IHSG antara lain bakal ditopang data ekspor dan impor yang diprediksi stabil.
Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya mengatakan, data neraca perdagangan yang diprediksi dalam kondisi stabil akan memberikan sentimen positif pada pergerakan IHSG. Namun, pergerakan indeks masih akan dibayani potensi arus modal asing keluar dan pelemahan kurs rupiah.
”Sehingga jika terjadi momentum koreksi wajar para investor masih dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi beli dengan target jangka pendek,” katanya dalam hasil risetnya pada, Selasa (18/8).
Indeks diperkirakan akan berada pada area support dan resistance di level 5.102 hingga 5.288. Support merupakan level yang akan menahan pergerakan harga saham, sedangkan resistance merupakan area level harga di mana suplai saham cukup besar untuk menghentikan kenaikan harga.
Wiliam pun merekomendasikan sejumlah saham untuk dicermati investor pada hari ini, seperti PT Gudang Garam Tbk atau GGRM, PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau TLKM, PT Unilever Indonesia Tbk atau UNVR, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BBRI dan PT Astra Agro Lestari Tbk atau AALI.
Analis Binaartha Sekuritas Indonesia M Nafan Aji Gusta Utama juga memproyeksi indeks bergerak naik pada perdagangan hari ini. Laju IHSG akan berada pada area support dan resistance di level 5.172 hingga 5.347. ”Indeks masih memiliki momentum penguatan sehingga secara teknika masih diperkirakan bergerak positif,” katanya.
Bebeberapa saham yang dia rekomendasikan pada perdagangan hari ini, yaitu PT Garuda Indonesia Tbk atau GIAA, PT Jasa Marga Tbk atau JSMR, PT Pakuwan Jati Tbk atau PWON, PT London Sumatra Tbk atau LSIP, PT Lippo Karawaci Tbk atau LPKR, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk atau ICBP.
Sementara itu, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan pergerakan IHSG pekan ini akan dipengaruhi sentimen eksternal atau global. Salah satu sentimen yang mempengaruhi adalah kebuntuan pembahasan stimulus fiskal di Kongres Amerika Serikat menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan.
“Bila tidak terjadi kesepakatan dalam jangka pendek akan menjadi sentimen negatif bagi pasar,” ujarnya.
Selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati pertemuan pejabat senior dari Tiongkok dan AS melalui konferensi video untuk meninjau kesepakatan perdagangan Fase 1 yang ditandatangani kedua negara pada Januari. Faktor eksternal lainnya adalah langkah Inggris yang kemungkinan akan disusul oleh negara-negara lain untuk menambah lebih banyak negara dalam daftar karantina.
Sentimen-sentimen tersebut akan memberikan efek negatif bagi pergerakan indeks. Sementara itu, data klaim pengangguran AS yang turun di bawah 1 Juta untuk pertama kali sejak pandemi covid 19 bakal memberikan sentimen positif. “Tetapi masih ada 28 juta orang lebih yang menerima cek pengangguran dan menunjukan pasar tenaga kerja dan Ekonomi Amerika masih lemah,” katanya.
Dari sisi internal, , pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Paripurna DPR/MPR tidak terlalu di respon pasar. Ia mengatakan asumsi ekonomi yang disampaikan sudah di price in atau diperhitungkan pasar. “Terlihat harapan pemulihan ekonomi pada 2021 dari asumsi data Makro dalam pidato Presiden,” katanya.
Melihat beberapa sentimen tersebut, Hans memperkirakan IHSG berpeluang melemah pada sesi perdagangan hari ini dengan support di level 5.178 hingga 5.119 dan resistance di level 5.218 sampai 5.300.