PT Lima Dua Lima Tiga Tbk, pengelola restoran Lucy in the Sky, melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/5). Pada perdagangan perdananya, saham yang tercatat pada papan akselerasi itu langsung naik 10% menjadi Rp 110 per saham. Volume yang diperdagangkan sebanyak 8.400 unit saham dengan nilai transaksi Rp 924 ribu dan frekuensi sebanyak 2 kali.
Perusahaan berkode saham LUCY ini mampu meraup dana Rp 33,75 miliar dari hasil penawaran saham perdananya atau initial public offering (IPO). Raupan dana tersebut berasal dari pelepasan 337,5 juta unit saham kepada publik atau setara 32,61% dari total saham setelah IPO dengan nominal Rp 10 per saham. Pada aksi korporasi ini, LUCY menawarkan saham dengan mematok harga Rp 100 per saham.
Terkait alokasi dana, perusahaan akan menggunakan 91,8% dana hasil IPO atau Rp 30,98 miliar untuk modal kerja (working capital). Sementara itu, sisanya sekitar 8,2% akan digunakan untuk membayar pihak ketiga dalam rangka renovasi gerai Lucy in the Sky di kawasan SCBD. Nilai dari renovasi tersebut diperkirakan sekitar Rp 2,5 miliar.
Dari dana modal kerja, sebanyak 8,01% akan digunakan untuk pembayaran sewa gerai selama setahun yang terletak di SCBD yang dibayarkan kepada pihak ketiga sebesar Rp 2,24 miliar.
Sebagian besar akan dialokasikan untuk kegiatan operasional seluruh gerai. Hal itu mencakup pembayaran gaji karyawan, proses rekrutmen, pengelolaan sumber daya manusia, pelatihan karyawan, pengembangan sistem yang terintegrasi untuk pengelolaan gerai, dan biaya-biaya pemasaran yang dibutuhkan untuk tujuh gerai baru.
LUCY memang berencana membuka tujuh gerai baru Lucy in The Sky di beberapa kota, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Bali. Saat ini LUCY masih dalam proses perencanaan untuk pembukaan gerai dengan target pembukaan gerai di semester kedua pada 2022 mendatang.
Di Jakarta, perseroan sedang dalam proses negosiasi dengan pemilik tempat di Senopati, Little Tokyo Blok M, PIK 2, dan Sarinah. Di Surabaya, Bandung, dan Bali sedang melakukan perencanaan desain, dan juga studi pasar.
"Perseroan meyakini, penambahan outlet di beberapa kota di Indonesia ke depan akan terus bertumbuh sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan hiburan di tengah kota yang aman dan nyaman," kata manajemen LUCY dalam rilis terkait dengan IPO.
Dalam pembangunan tujuh gerai tersebut, LUCY memiliki tiga konsep pembangunan gerai, yaitu Rooftop Garden (Glass House), Lucy by The Beach, dan Park by Lucy in the Sky. Dengan konsep itu, LUCY juga menggandeng merk burger yaitu Lawless Burger dan Pizza Dealer yang mengusung tema outdoor.
Mayoritas saham LUCY atau setara 30,87% dipegang oleh Felly Imransyah yang merupakan Komisaris Utama perseroan. Pemegang saham lainnya adalah PT Calvin Rekapital Asia sebesar 20%. Lalu, Surya Andarurachman Putra yang merupakan Direktur Utama LUCY memegang 16,52% saham. Sisanya, sebanyak 32,61% dimiliki publik. Dalam jajaran pengurus, Artis Wulan Guritno turut berperan sebagai komisaris independen.
Lucy in the Sky adalah bagian dari Syah Establishment, yang dikenal sebagai pengelola hotel, komplek perumahan, dan tempat lifestyle lainnya. Beberapa tempat yang dikelola oleh Syah Establishment antara lain Sofia at The Gunawarman, Csaba at The Gunawarman, The Gunawarman Hotel, Bloom at Hotel Monopoli, The Moon at Hotel Monopoli, The Room at Hotel Monopoli, dan Hotel Monopoli.