Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok hingga 1,48% menyentuh level 6.027 pada perdagangan Kamis (19/8) hingga pukul 09.05 WIB. Peluang terjadinya taper tantrum, membuat indeks komposit nasional dan negara-negara lainnya bergerak anjlok.
Taper tantrum dikenal sebagai kebijakan pelonggaran kuantitatif dengan mengurangi nilai pembelian aset. Jika hal ini terjadi, maka aliran modal akan ke luar dari negara berkembang, termasuk Indonesia.
Berdasarkan data RTI Infokom, pelaku pasar saham melakukan transaksi terhadap 2,13 miliar unit saham dengan frekuensi 103.288 kali dalam lima menit perdagangan dibuka. Nilai transaksinya pun mencapai Rp 1,15 triliun.
Tercatat hanya ada 88 saham yang bergerak di zona hijau sejauh berita ini ditulis. Sementara 256 saham bergerak turun dan 181 saham lainnya tidak mengalami perubahan harga dibandingkan hari sebelumnya.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan dalam riset tertulisnya pagi ini, IHSG memang berpotensi melemah karena rilis risalah Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed). Padahal secara teknikal, ia melihat IHSG memiliki peluang menguat terbatas pada level pergerakan 6.040-6.222.
"Risalah The Fed hari ini mungkin membelokkan penguatan tersebut menjadi pelemahan. Hati hati dan cermati setiap situasi dan kondisi yang terjadi," kata Nico dalam risetnya, Kamis (19/8).
Seperti diketahui, risalah The Fed keluar pada pagi tadi waktu Indonesia. Dalam risalah pertemuan tersebut dijelaskan, sebagian besar pejabat dari The Fed setuju untuk mulai mengurangi pembelian obligasi pada akhir tahun ini. Hal itu dilakukan setelah melihat kemajuan perekonomian telah cukup baik karena inflasi dan ketenagakerjaan mengalami kenaikan.
Pertemuan The Fed selanjutnya diselenggarakan pada 21-22 September di mana hal ini tentu akan menjadi titik balik soal keputusan pembelian kembali obligasi apakah diumumkan oleh Gubernur The Fed Jerome Powell atau tidak. Powell berjanji untuk menyampaikan apa yang harus disampaikan kepada dunia, jika The Fed memulai taper tantrum.
"Kami melihat sejauh ini ada kemungkinan sebesar 60% mereka akan mengumumkan mengenai pengurangan pembelian obligasi, meskipun kami percaya, Powell masih akan menahan pengurangan tersebut," kata Nico.
Peluang pembelian kembali obligasi yang membuat terjadinya taper tantrum, membuat investor pasar saham di Amerika Serikat juga khawatir. Hal tersebut terlihat pada penutupan perdagangan bursa Wall Street yang anjlok.
Dow Jones Index pada perdagangan tadi ditutup turun hingga 1,08%. Lalu, S&P 500 Index juga ditutup turun hingga 1,07%. Termasuk indeks Nasdaq yang ditutup turun 0,89%.
Sementara itu, bursa-bursa di kawasan Asia kompak bergerak anjlok setidaknya hingga pukul 09.05 WIB. Indeks Nikkei 225 di Jepang dan Straits Times di Singapura masing-masing turun 0,56% dan 1,01%. Indeks Hang Seng di Hong Kong dan Shanghai Composite di Tiongkok masing-masing turun 1,29% dan 0,7%.